JAKARTA, Cobisnis.com – Kabar duka menyelimuti keluarga besar Timnas Indonesia. Ayah dari pemain belakang Timnas, Pratama Arhan, Sutrisno, meninggal dunia di Blora, Jawa Tengah, pada Minggu (7/12/2025) pagi.
Kabar tersebut pertama kali diketahui melalui unggahan pelatih Timnas U-22 Indonesia, Indra Sjafri. Dalam unggahannya, Indra menuliskan doa dan ungkapan belasungkawa atas wafatnya ayahanda Pratama Arhan.
“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, telah meninggal dunia ayahanda Pratama Arhan,” tulis Indra Sjafri. Ia menyebut Sutrisno wafat pada pukul 05.45 WIB dan mendoakan agar amal ibadah almarhum diterima.
Pratama Arhan diketahui memiliki kedekatan khusus dengan Indra Sjafri. Ia pernah menjadi bagian penting dari skuat asuhan Indra di ajang SEA Games 2023.
Kabar duka ini juga dibenarkan oleh sahabat masa kecil Arhan, Imam Juna. Melalui unggahan Instagram Story, ia menyampaikan pesan singkat penuh duka disertai emotikon bunga layu.
“Aku tidak bisa berkata-kata lagi,” tulis Imam Juna. Ia juga menyampaikan pesan penguatan kepada ibu Arhan agar diberi ketabahan dalam menghadapi cobaan ini.
Pada saat kabar tersebut beredar, Pratama Arhan diketahui masih berada di Bangkok. Ia tengah bersama klubnya, Bangkok United, yang dijadwalkan bertanding menghadapi Chiangrai United dalam lanjutan Liga Thailand musim 2025–2026.
Situasi ini membuka peluang Arhan untuk absen dari pertandingan demi pulang ke Blora dan mendampingi keluarga. Keputusan tersebut masih menunggu komunikasi resmi dari pihak klub.
Diketahui, Pratama Arhan sempat pulang ke Indonesia tiga pekan lalu saat jeda internasional November 2025. Dalam momen tersebut, ia sempat membagikan foto kebersamaan dengan kedua orang tuanya di media sosial.
Kabar wafatnya Sutrisno pun memicu gelombang doa dan ungkapan belasungkawa dari suporter, rekan pemain, hingga publik nasional. Nama Pratama Arhan pun menjadi perbincangan hangat di berbagai platform.
Secara sosial, peristiwa ini memperlihatkan sisi manusiawi seorang atlet yang juga menghadapi duka keluarga di tengah jadwal kompetisi yang padat. Dukungan moral dari publik menjadi kekuatan bagi sang pemain.













