JAKARTA, Cobisnis.com – Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Barat melaporkan perkembangan terbaru penanganan korban bencana di wilayah Sumbar. Hingga Kamis, 4 Desember 2025, total korban meninggal dunia mencapai 200 orang. Dari jumlah tersebut, 174 jenazah telah berhasil diidentifikasi, sementara 26 lainnya masih menunggu proses identifikasi lanjutan.
Dari data DVI, 174 korban yang sudah dikenali terdiri dari 86 laki-laki dan 87 perempuan. Adapun 26 korban yang belum teridentifikasi mencakup 14 laki-laki, 8 perempuan, serta beberapa bagian tubuh seperti potongan paha, tungkai bawah, dan kaki kanan yang masih dianalisis.
Proses identifikasi dilakukan di sejumlah posko dan rumah sakit. Di Posko DVI Padang (gabungan DVI Polresta dan RSUD Rasidin), seluruh 5 jenazah yang masuk sudah teridentifikasi.
Di RS Bhayangkara Tk. III Padang, dari 61 jenazah, 35 telah diidentifikasi, sementara 26 sisanya masih diperiksa lebih lanjut, termasuk jenazah dengan kondisi tidak utuh.
Jumlah korban terbanyak ditangani oleh Posko DVI Agam, yang menerima 106 jenazah. Sebanyak 103 di antaranya telah berhasil dikenali—45 laki-laki dan 61 perempuan.
Di Posko DVI Pasaman Barat, seluruh 3 korban meninggal telah teridentifikasi.
Posko DVI Bukittinggi mencatat 10 korban meninggal, semuanya sudah diidentifikasi (5 laki-laki dan 5 perempuan). Sementara itu, Posko DVI Padang Panjang menangani 15 jenazah, dengan 13 korban telah dikenali, terdiri dari 6 laki-laki dan 7 perempuan.
Selain korban meninggal, data terbaru juga mencatat 212 warga masih hilang—97 laki-laki dan 115 perempuan. Angka ini kemungkinan akan terus bergerak seiring bertambahnya laporan dari lapangan.
Untuk korban luka, tercatat 26 orang masih menjalani perawatan:
RSUD Agam: 22 pasien (11 laki-laki, 11 perempuan),
RSUD Padang Panjang: 1 pasien laki-laki,
RSUD Rasidin Padang: 2 pasien (1 laki-laki, 1 perempuan).
Di tengah besarnya bencana, kerja Tim DVI menjadi harapan utama keluarga korban untuk mendapatkan kepastian. Proses identifikasi dilakukan dengan standar prosedur ketat, mulai dari pencocokan data antemortem–postmortem, pemeriksaan fisik, rekam medis, hingga tes DNA jika diperlukan.
Laporan terbaru ini menunjukkan besarnya dampak bencana di Sumatera Barat serta menegaskan bahwa proses pencarian dan identifikasi masih berjalan intensif. Masyarakat yang kehilangan anggota keluarga diimbau mendatangi posko DVI atau kantor polisi terdekat dengan membawa dokumen pendukung seperti foto, rekam medis, atau ciri-ciri khusus.
Di balik setiap angka terdapat nama, cerita, dan keluarga yang menunggu kepastian. Upaya DVI diharapkan dapat memberi kejelasan bagi para keluarga sekaligus menjadi pengingat bahwa solidaritas dan dukungan masyarakat sangat dibutuhkan dalam masa pemulihan ini.












