Cobisnis.com – Forrester, perusahaan riset pasar raksasa asal Amerika Serikat (AS) yang juga memberikan layanan teknologi, menerbitkan prediksi bahwa Artificial Intelligence (AI) akan bersinar di tahun 2021.
Vice President (VP) Research Director dari Forrester, Srividya Sridharan, mengatakan tahun depan akan muncul sebuah kondisi dimana perusahaan dan para pemimpin C-suite akan mengambil inisiatif menggunakan AI bukan karena keinginan, tetapi AI adalah keharusan.
“AI itu mengasyikkan. AI bersifat transformasional. AI itu misterius. AI itu menakutkan. AI ada di mana-mana,” kata Srividya Sridharan di situs Forrester, Kamis (22 Oktober 2020).
“Masalah dalam AI masih tetap ada: kurangnya kepercayaan, kualitas data yang buruk, kekurangan data untuk beberapa hal, dan kurangnya jenis tools (alat) dan SDM. Jika di tahun 2020 pemimpin level C menggunakan AI karena dorongan kebutuhan dan merangkul AI dengan segala kekurangannya. Tahun 2021, saatnya AI bersinar,” ujarnya.
Berikut tiga prediksi Forrester terkait AI di tahun 2021:
1. AI dan Machine Learning (ML) akan memproduksi banyak kasus penggunaan dan pengalaman baru.
Pada tahun 2021, perusahaan yang paling tangguh akan mendorong AI ke sebuah batas baru, seperti pertemuan holografik untuk pekerjaan jarak jauh dan manufaktur yang dipersonalisasi sesuai permintaan.
“AI akan melakukan gamifikasi perencanaan strategis, membuat simulasi di ruang rapat, dan beralih ke pengalaman intelligent edge.”
Orang-orang yang selama ini lamban akan beruntung karena menggunakan Machine Learning otomatis tanpa kode (AutoML) untuk mengimplementasikan 5, 50, atau 500 kasus penggunaan AI lebih cepat.
2. Workplace AI akan meningkatkan kebutuhan otomatisasi dan augmentasi.
Pada tahun 2021, lebih dari sepertiga perusahaan dalam mode adaptif dan pertumbuhan akan mengandalkan AI untuk membantu menganalisis gangguan di tempat kerja, baik bagi pekerja berbasis lokasi, fisik, atau sentuhan manusia, serta pekerja berpengetahuan yang bekerja dari rumah.
“Ini akan mencakup penerapan AI untuk ekstraksi dokumen cerdas, augmentasi agen layanan pelanggan, pelacakan kesehatan kembali ke tempat kerja, atau robot semi-otonom untuk pemisahan sosial.”
3. Tersedia banyak data terpercaya untuk AI
Tahun depan AI akan menampilkan teknologi yang sudah memiliki data buatan dalam kategori baik, buruk, dan jelek; hadir dalam dua bentuk.
Pertama, data sintetis yang memungkinkan pengguna membuat kumpulan data untuk melatih AI. Kedua, data palsu yang melakukan hal sebaliknya.
Perusahaan juga akan menghadapi tekanan yang meningkat dari kelompok kepentingan konsumen dan regulator untuk membuktikan garis keturunan data untuk AI, termasuk jejak audit data untuk memastikan kepatuhan dan penggunaan yang etis (terkait regulasi).
“Pada tahun 2021, blockchain dan AI akan mulai menggabungkan kekuatan secara lebih serius untuk mendukung asal data, integritas, dan pelacakan penggunaan.”