JAKARTA, Cobisnis.com – Sarapan sering dianggap sekadar rutinitas sebelum beraktivitas. Padahal, waktu sarapan punya pengaruh besar terhadap kesehatan tubuh dan mental.
Penelitian Mass General Brigham bersama tim dari Turki dan Inggris meneliti hampir 3.000 orang berusia 42–94 tahun selama lebih dari 20 tahun. Hasilnya, orang yang telat sarapan lebih rentan mengalami masalah kesehatan.
Gejala depresi dan rasa lelah lebih sering muncul pada mereka yang menunda sarapan. Bahkan, kesehatan mulut juga terganggu dengan risiko gigi rusak dan radang gusi.
Kondisi ini makin buruk pada orang yang terbiasa begadang. Kebiasaan “Night Owl” membuat jam biologis tubuh terganggu dan waktu sarapan semakin mundur.
Jam biologis atau ritme sirkadian berperan penting dalam metabolisme dan kestabilan mood. Jika terganggu, proses penuaan bisa lebih cepat dan daya tahan tubuh menurun.
National Institutes of Health menegaskan bahwa jadwal makan berhubungan erat dengan ritme tubuh. Sarapan terlalu siang bisa memicu risiko diabetes, jantung, hingga kanker.
WHO juga menekankan pentingnya pola makan yang sehat dan teratur. Tidak hanya jenis makanan, waktu makan juga berpengaruh pada kualitas kesehatan.
Para peneliti menyebut sarapan teratur membantu menjaga mood dan memperlambat penuaan. Dengan energi sejak pagi, tubuh lebih siap menjalani aktivitas.
Tips sederhana agar tidak telat sarapan adalah tidur lebih awal dan bangun konsisten. Dengan begitu, ada waktu cukup untuk menyiapkan makanan pagi.
Menu sederhana seperti buah, yogurt, atau roti gandum bisa jadi pilihan praktis. Asupan ini cukup untuk memberi energi tanpa harus menunda waktu sarapan.
Kesehatan mulut juga perlu diperhatikan bersamaan dengan pola makan. Mulut yang sehat akan mendukung kondisi mental dan kepercayaan diri.
Dengan demikian, sarapan tepat waktu bukan hanya soal perut kenyang. Lebih dari itu, sarapan adalah kebiasaan kecil yang bisa melindungi fisik dan mental dalam jangka panjang.














