Cobisnis.com – Ketua Project Management Office (PMO) merger Bank Syariah BUMN atau Bank Syariah Indonesia (BSI) Hery Gunardi mengatakan Indonesia akan menjadi pemain utama di industri perbankan syariah global 3-4 tahun mendatang.
Pernyataan kuat tersebut dijelaskan Hery karena didasari bisnis keuangan dan pelayanan Bank Syariah Indonesia yang difokuskan pada segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), ritel, konsumer, serat dipadu dengan kemampuan mengelola nasabah wholesale.
“Integrasi tiga bank syariah milik BUMN merupakan wujud inisiatif pemerintah untuk membangkitkan industri syariah, yang selama ini dianggap sebagai raksasa tidur,” ujar Hery di Jakarta, Selasa (19 Januari 2021).
Nilai aset BSI, menurut Hery, diperkirakan mencapai Rp240 triliun dan melayani lebih dari 14,9 juta nasabah. Ia menyakini manajemen BSI akan mampu menjawab berbagai tantangan pengembangan ekonomi dan industri keuangan syariah di Indonesia.
BSI, kata dia, akan mendorong capability technology system karena instrumen itu akan akan membawa bisnis perseroan lebih baik lagi.
“Infrastruktur ini bisa menjawab tantangan yang dihadapi perbankan syariah, antara lain kita harus bisa memperkuat daya saing perbankan syariah di industri. Dari sisi produk, kita mesti punya produk yang lebih variatif dengan kombinasi kapabilitas tiga bank yang membawa kelebihannya masing-masing,” jelasnya.
Riset dan Pengembangan
Sejumlah pihak, dari ekonom hingga analis, menilai Bank Syariah Indonesia akan memiliki beragam produk untuk ditawarkan kepada masyarakat, baik di segmen ritel, UMKM, serta korporasi dan bisa jadi pemain besar.
“Dengan dukungan teknologi, BSI siap menyediakan pengalaman perbankan digital bagi pelanggan. Di mana, akan didukung jaringan yang cukup luas dengan operasional lebih dari 1.200 cabang untuk melayani masyarakat di semua daerah,” kata Hery.
Peneliti Senior Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah Universitas Indonesia (UI) Banjaran Surya Indrastomo mengatakan perbankan syariah bisa menjadi pusat pertumbuhan dengan berbagai inisiatif yang sudah ada.
Perbankan syariah diharapkan turut mempromosikan research & development (R&D) di bidang keuangan melalui investasi ke berbagai lembaga riset.
“Selama ini OJK dan BI sudah sangat luar biasa untuk mendorong R&D, mungkin Bank Syariah Indonesia boleh lah memiliki lembaga penelitian independen sendiri atau memberi dukungan terhadap R&D,” ujarnya.