JAKARTA, Cobisnis.com – Tata Technologies berencana merekrut lebih banyak tenaga kerja lokal di Amerika Serikat sebagai respons terhadap kebijakan imigrasi ketat yang diterapkan Presiden AS Donald Trump. Langkah ini diambil seiring rencana pemerintah AS memberlakukan biaya tinggi bagi perusahaan yang menggunakan visa kerja H1-B, yang banyak digunakan raksasa teknologi seperti Amazon dan Meta Platforms.
CEO dan Managing Director Tata Technologies, Warren Harris, mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan sedang menyesuaikan diri dengan perubahan regulasi visa. “Sebagai respons terhadap perubahan undang-undang terkait visa, kami akan merekrut lebih banyak warga lokal di Amerika Serikat,” ujarnya.
Menurut data pemerintah, India menyumbang hampir tiga perempat penerima visa H-1B tahun lalu. Tata Technologies, penyedia layanan rekayasa dan teknologi yang berbasis di Pune, India, memiliki lebih dari 12.000 karyawan di seluruh dunia, termasuk di AS, dengan klien besar seperti Jaguar Land Rover, VinFast, dan Boeing.
Perusahaan ini tidak mengungkapkan rincian pendapatan per negara, namun Amerika Utara menyumbang sekitar 20% dari total pendapatan 51,68 miliar rupee (sekitar $588 juta) pada tahun fiskal 2024–2025. Tata Technologies juga telah mempekerjakan lebih dari 70% tenaga kerja lokal di Tiongkok, Swedia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Industri layanan teknik India menghadapi tekanan karena pelanggan dari sektor otomotif mengurangi pengeluaran akibat dampak tarif impor AS. Namun, Harris tetap optimistis terhadap prospek bisnis di Amerika.
“Pasar AS tetap menjadi pasar yang dinamis dan penting bagi kami,” ujarnya. “Kami melihat potensi pemulihan dalam 6 hingga 9 bulan ke depan setelah pelanggan menyesuaikan diri dengan rezim tarif baru.”
Selain itu, Tata Technologies juga mengumumkan rencana untuk melakukan akuisisi yang lebih “terarah” dalam beberapa tahun ke depan, setelah sebelumnya membeli perusahaan asal Jerman ES-Tec Group senilai 75 juta euro ($87,47 juta). Pada kuartal terakhir, Tata Technologies mencatat kenaikan laba sebesar 5%.













