JAKARTA,Cobisnis.com Dirjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan untuk mencapai Net Zero Emision, Indonesia masih memerlukan investasi dalam jumlah yang besar. Menurut Dadan, berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 Indonesia memerlukan setidaknya 50 miliar dolar AS atau setara 5 miliar dolar AS setiap tahunnya.
“Kalau bicara investasi, tentu akan memajukan perekonomian kita. Indonesia juga punya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)yang mensupport kita,” ujar Dadan dalam Energy Outlook CNBC Indonesia, Kamis 24 Februari.
Untuk itu, Dadan mengugkapkan saat ini pemerintah tengah menyiapkan kebijakan tarif, atau perpres untuk menciptakan iklim investasi dan masuknya inovasi.
“Barrier to entry-nya juga kita kurangi sehingga makin banyak yang tertarik dan mau berinvestasi di Indonesia,” kata dia.
Selain itu, pemerintah juga akan mematok harga tertinggi di awal agar investor mau menempatkan dananya dengan pertimbangan angka balik modal yang cepat. Tak hanya itu insentif lain juga tersedia dan bahkan sudah berjalan baik fiskal maupun non fiskal.
“Arahan presiden agar pembangunan ii jangan sampai memberatkan APBN sehingga kami punya strategi untuk berikan patokan harga yang tinggi di awal dan akan turun secara perlahan,” kata dia.
Semenara itu Direktur Utama PT PLN Persero Darmawan Prasodjo menyebutkan keekonomian menjadi kunci daya tarik investasi EBT di Indonesia di mana saat listrik EBT mampu bersaing dengan listrik energi fosil maka minat investor untuk masuk ke sektor energi hijau akan semakin besar.
“Misal 1 GW kalau kemahalan 1 sen/kWH selama setahun akumulasinya Rp1,2 triliun. Inilah yang menjadi tantangan. Kami sudah sepakat ESDM dan PLN, EBT harus lebih murah dari fosil fuel,” beber Darmo.
Untuk saat ini, kata dia, selama keekonomian komersialnya bagus tentu saja investasi akan kompetitif. Maka, pihaknya menciptakan iklim yang kondusif dengan proses lelang yang transparan dan terbuka, proses bisnis dipermudah, dan ciptakan good corporate governance (GCG).
“Hasilnya sudah berbuah manis. Tadinya lelang hanya 4 atau 5, sekarang sudah 160 peminat,” pungkasnya.