Cobisnis.com – Tidurnya orang yang sedang puasa itu ibadah adalah satu dari sekian banyak hadis dhoif atau dhaif yang populer di bulan Ramadan. Hadis yang disandarkan kepada Nabi tersebut dapat dijumpai dalam kitab Ihya Ulumuddin karya al-Gazali.
Berdasarkan kritik al-Iraqi dalam kitab Fathul Kabir, hadis ini tidak kuat sanadnya sebab di dalamnya terdapat
Sulaiman an Nakha’i seorang pendusta sehingga menyebabkan hadis ini masuk kategori hadis palsu atau minimal dhaif.
Dhaif menurut Imam Al-Baiquni adalah: “Setiap hadis yang tingkatannya berada dibawah hadits hasan (tidak memenuhi syarat sebagai hadis shahih maupun hasan), maka disebut hadits dho’if dan hadis (seperti) ini banyak sekali ragamnya.”
Sudah banyak kajian yang menjelaskan tentang kedhoifan hadis tidur di bulan puasa, tetapi tetap saja menjadi pameo yang sering dijadikan alasan lebih baik tidur dari pada bergosip, marah, berdusta, atau melakukan hal-hal yang dapat mengurangi pahala puasa Ramadan.
Karena itu, jika diperhatikan di masjid
atau musola misalnya, jumlah orang yang tidur selepas solat jamaah meningkat dari pada bulan-bulan biasanya.
Namun di luar dari alasan tadi, memang tidak dipungkiri bahwa saat puasa rasa kantuk memang sering bertandang. Padahal biasanya kantuk timbul jika kita merasa terlalu kenyang. Bukan saat perut kosong.
Penjelasan ilmiah mengenai hal ini
terdapat dalam buku Hikmah Puasa Perspektif Hadis dan Medis yang ditulis oleh Dr. Agus Rahmadi bekerjasama dengan tim penelitian el-Bukhari Institute.
Tiga sebab yang mengakibatkan seseorang yang berpuasa suka mengantuk di siang hari Ramadan:
1. Tidak terbiasa bangun malam
atau terpotongnya jatah tidur karena harus bangun sahur. Sedangkan bangun malam merupakan keharusan jika ingin mendapatkan keutamaan makan sahur.
Perubahan pola tidur ini terjadi karena orang yang tidak terbiasa bangun malam akan merasakan adanya ‘utang’ tidur yang, biasanya, harus dibayar dengan penambahan waktu tidur, kapanpun itu.
Hikmah disyariatkan sahur adalah sebagai salah satu media untuk melatih terbiasa qiyam al-lail. Jadi mari kita melatih diri agar terbiasa
bangun malam.
“Karena sesungguhnya di malam
hari terdapat waktu tertentu yang bila seorang memohon kepada Allah dari kebaikan dunia dan akhirat, maka Allah pasti akan memberikan kepadanya, dan hal tersebut ada di setiap malam.” –
(HR. Muslim)
2. Ibadah terlalu berlebihan di
malam hari. Kita memang dianjurkan untuk memperbanyak zikir dan ibadah di bulan Ramadan, apalagi di 10 hari terakhir bulan Ramadhan, dimana keutamaan Lailatul Qadar Allah janjikan. Tapi, beribadah sesuai kadar
kemampuan diri sebab tubuh memiliki hak untuk istirahat.
“Beramallah dengan amal yang sesuai kemampuan kalian, maka sungguh
Allah tidak akan bosan, hingga kalian yang bosan.” – (HR. Bukhari).
3. Pola makan yang tidak bagus saat berbuka dan sahur bisa mengakibatkan penyakit diabetes, kolestrol, anemia dan gangguan fungsi hati. Penyakit-penyakit tersebut dapat menimbulkan efek lelah dan sering membuat efek kantuk berlebihan.
Usahakanlah mengkonsumsi
makanan berserat tinggi saat sahur seperti kurma yang memiliki kadar glukosa tinggi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Kurma, menurut hasil penelitian The American Cancer Sociaty, adalah sumber serat pangan yang baik. Sehingga orang yang makan kurma pada waktu sahur akan menjadi segar dan tahan lapar lebih lama. “Sahurnya orang mukmin adalah buah kurma,” kata Nabi Saw. (HR. Abu Daud).
Sumber: Buku Panduan Ibadah Ramadan – Annisa Nurul Hasanah, Lc. S.Ag