Cobisnis.com – Survei terbaru bertajuk “Herbalife Nutrition Asia Pacific: Nutrition Myths Survey 2020” mengungkap sebuah fakta yang cukup mencengangkan. Empat dari 10 konsumen di Asia Pasifik merasa yakin dengan kebenaran informasi nutrisi yang mereka dapatkan dari berbagai sumber/saluran informasi.
Berdasarkan kanal informasi yang digunakan oleh konsumen di Asia Pasifik, survei ini mengungkapkan bahwa media sosial ternyata menjadi rujukan utama responden dalam memperoleh informasi terkait nutrisi.
Survei melibatkan 5.500 responden yang berasal berbagai negara seperti dari Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand dan Vietnam.
Hasil survei juga menyatakan kurang dari seperempat (23%) responden menjawab setengah atau lebih pertanyaan (kuesioner) dengan benar. Selain itu, hanya 4 dari 10 responden (38%) konsumen yang menyatakan keyakinan kuat terhadap pengetahuan seputar nutrisi yang mereka miliki.
“Hal ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman akan nutrisi secara keseluruhan di antara konsumen di Asia Pasifik,” demikian laporan hasil survei yang diterima Cobisnis.com, Kamis (22 Oktober 2020).
Senior Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam Dewi, mengatakan prevalensi kesalahan informasi dan mitos terkait nutrisi menjadi penghalang utama yang mencegah konsumen memperoleh pengetahuan nutrisi yang akurat dan valid.
“68% (responden) mengatakan bahwa mereka menggunakan media sosial sebagai rujukan informasi terkait nutrisi,” kata Andam Dewi saat memaparkan materi Webinar bertajuk Herbalife Nutrition Talk, Kamis (22 Oktober 2020).
Hasil survei juga menyatakan sebanyak 64% responden memilih teman dan keluarga sebagai rujukan informasi. Dan, 59% responden memilih publikasi media dan situs web untuk mencari informasi tentang nutrisi.
“Setidaknya sebulan sekali,” ujar Andam Dewi.
Pakar Nutrisi dan Dosen Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB), Dr. Rimbawan, mengatakan publik/masyarakat memang kesulitan mengakses informasi yang valid dan benar di tengah gelombang informasi di media sosial.
“Dengan banyaknya sumber informasi gizi dan maraknya mitos seputar nutrisi, inilah yang mempersulit konsumen dalam mendapatkan informasi yang akurat serta membedakan fakta atau mitos seputar nutrisi,” kata Dr. Rimbawan.
Sebagai pakar, ia mengimbau masyarakat untuk mengikuti dan mengambil informasi dari sumber yang valid dan akurat serta direkomendasikan oleh para ahli. Misalnya informasi dari Herbalife yang rutin mengadakan literasi dan edukasi mengenai nutrisi dan gizi.
“Betapa pentingnya mendapatkan pengetahuan yang akurat dari sumber yang dapat dipercaya,” jelasnya.
“Adalah tugas kita bersama untuk dapat mengungkap kebenaran informasi
nutrisi serta membantu konsumen di Asia Pasifik mendapat pengetahuan nutrisi yang dibutuhkan untuk meningkatkan standar kesehatan yang diinginkan.”