JAKARTA,Cobisnis.com – Ikhtisar Laporan Keuangan 1H23 PT Surya Semesta Internusa Tbk (“SSIA”) Pada semester pertama tahun 2023, SSIA membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp1.838,2 miliar. Pendapatan tersebut meningkat sekitar 18,7% dari Rp1.548,6 miliar yang dibukukan pada 1H22. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh kinerja yang kuat pada pendapatan dari sektor perhotelan dan konstruksi, yang
masing-masing meningkat sebesar 122,3% (Rp218,6 miliar) dan 7,2% (Rp82,6 miliar).
Pendapatan pada segmen bisnis properti SSIA meningkat sekitar 10,5% (Rp24,3
miliar).
Laba kotor 1H23 meningkat sebesar 54,1% YoY menjadi Rp454,2 miliar, naik dari
Rp294,8 miliar pada 1H22, terutama karena peningkatan laba kotor dari sektor
perhotelan sebesar 166,0% (Rp156,1 miliar). EBITDA 1H23 meningkat sebesar 100,7% YoY menjadi Rp183,9 miliar dari Rp91,6 miliar pada 1H22, akibat peningkatan EBITDA dari sektor perhotelan sebesar 1.922,2% (Rp103,2 miliar).
Rugi bersih konsolidasi SSIA pada 1H23 sebesar Rp51,2 miliar, mengalami penurunan sebesar 164,4% dari laba bersih sebesar Rp79,5 miliar pada 1H22. Terutama
disebabkan oleh penurunan sebesar 30,4% YoY pada segmen bisnis properti.
Dibandingkan dengan laba bersih pada 1H22, yang tidak termasuk hasil divestasi
bisnis gudang SSIA, laba bersih pada 1H23 mengalami peningkatan sekitar 60,1%
menjadi -Rp51,2 miliar pada 1H23 dari -Rp128,2 miliar pada 1H22.
Posisi kas perusahaan pada 1H23 adalah sebesar Rp818,6 miliar, mengalamip enurunan sebesar 25,2% dari Rp1.094,8 miliar pada 1Q23.
Utang kena bunga pada 1H23 adalah sebesar Rp2.279,7 miliar, mengalami
penurunan sebesar 7,0% dari Rp2.451,3 miliar pada kuartal sebelumnya. Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh pengurangan pinjaman dari IFC sebesar Rp116,9 miliar. Pada 1H23, rasio utang/ekuitas (gearing ratio) adalah 54,4%.
Properti
Laporan dari Cushman & Wakefield untuk kuartal kedua tahun 2023 menunjukkan
bahwa permintaan atas kawasan industri di area Jakarta Raya mengalami penurunan sekitar 23,9% YoY. Sementara itu, tingkat penjualan tetap konstan dari tahun ke tahun.
Unit properti SSIA, yang terdiri dari pendapatan dari kawasan industri, biaya
pemeliharaan, sewa komersial, dan hunian, berhasil mencatatkan pendapatan
sebesar Rp254,6 miliar pada 1H23, meningkat 10,5% dari Rp230,3 miliar pada 1H22.
PT Suryacipta Swadaya (SCS), bisnis utama Perseroan, melaporkan pendapatan
sebesar Rp150,1 miliar pada 1H23, mengalami penurunan sebesar 29,7% dari
Rp213,6 miliar pada 1H22. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan
penjualan lahan sebesar 89,6% yang tercatat dalam laporan akuntansi (Rp7,8 miliar pada 1H23 dibandingkan dengan Rp74,7 miliar pada 1H22).
Pada 1H23, SCS melaporkan penjualan pemasaran sebesar 1 hektar dari lahan
inventaris Suryacipta Karawang, senilai Rp18,1 miliar. Saat ini, SCS memiliki backlog seluas 2,1 hektar senilai Rp39,1 miliar.
Edenhaus Simatupang, sebuah portofolio dari PT TCP Internusa, merupakan
kawasan perumahan mewah yang terdiri dari 41 unit boutique homes yang didesain
dengan konsep garden home resort senilai sekitar Rp300 miliar. TCP berhasil
mencatatkan penjualan pemasaran untuk 40 unit rumah (Rp289,9 miliar) hingga 30
Juni 2023. Sejak dimulai pada Maret 2020, TCP telah mencatatkan penjualan
akuntansi sebanyak 32 unit (Rp228,9 miliar).
Konstruksi
PT Nusa Raya Cipta Tbk (“NRCA”), unit konstruksi SSIA, melaporkan pendapatan
konsolidasi sebesar Rp1.241,0 miliar untuk semester pertama tahun 2023.
Pendapatannya meningkat sebesar 7,2% YoY dari Rp1.157,9 miliar. Selain itu, NRCA
meraih laba bersih sebesar Rp53,3 miliar dari Januari hingga Juni 2023, naik 21,5%
dari Rp43,9 miliar pada 1H22.
NRCA berhasil mendapatkan kontrak baru senilai total Rp1.686,5 miliar untuk
semester pertama tahun 2023, meningkat 4,0% dari Rp1.620,8 miliar yang dicapai
pada 1H22. Proyek-proyek utama yang diperoleh pada 1H23 antara lain Plant
Package 1 & 2 PT Akebono Brake Astra Indonesia (AAIJ) Karawang, Capital Cove BSD Tangerang, Nava Park BSD Tangerang, Power H2O2 Chemical Karawang, PM3 (Brawn Paper) & Warehouse Karawang, BCTMP Main Building Karawang, East Vara BSD Tangerang, RS Dirgahayu Samarinda, Museum Budaya, Sains, & Teknologi Surakarta,dan Luxury Hotel Labuhan Bajo.
Perhotelan
Unit bisnis perhotelan SSIA menghasilkan pendapatan sebesar Rp397,3 miliar pada
1H23, meningkat 122,3% dibandingkan dengan Rp178,7 miliar pada 1H22.
Menurut laporan Colliers hotel di Jakarta pada 2Q23, beberapa orang telah
melakukan perjalanan ke luar negeri sejak penghapusan pembatasan internasional,
terutama terlihat selama libur Idul Fitri. Sebagai hasilnya, industri hotel di Jakarta
mengalami penurunan kinerja selama libur Idul Fitri 2023 dibandingkan dengan
musim liburan dari tahun 2020 hingga 2022, ketika pandemi membatasi perjalanan.
Namun, diperkirakan aktivitas komersial yang meningkat dan persiapan untuk
pemilihan presiden mendatang akan meningkatkan tingkat hunian hotel.
Tingkat hunian Gran Melia Jakarta (GMJ) adalah 48,2% pada 1H23, naik dari 41,8%
pada 1H22. Sementara itu, tingkat rata-rata tarif kamar (ARR) untuk 1H23 sekitar
Rp1,137 juta, meningkat dari Rp948 ribu pada 1H22.
Menurut laporan Colliers hotel di Bali pada 2Q23, Bali mengalami pemulihan yang
luar biasa dalam pariwisata pada Q2 2023, keluar dari bayang-bayang pandemi
Covid-19. Seiring pulau ini semakin ramai dengan tamu domestik dan mancanegara,
industri pariwisata juga terus berkembang
Menariknya, kinerja hotel juga
mengalami peningkatan. Namun, pola perilaku buruk wisatawan internasional telah menjadi perhatian di Bali, mendorong pemerintah untuk menghentikan status bebas visa demi sistem Visa on Arrival (VoA). Meskipun perubahan ini mungkin menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing, tujuan utamanya adalah menerapkan prosedur penyaringan yang lebih baik untuk melindungi keamanan wilayah dan menjaga citra Bali sebagai
destinasi terkemuka secara global.
Diharapkan, pergeseran strategi ini akan
berkontribusi pada penguatan daya tarik Bali sebagai tujuan pilihan di masa depan.
Tingkat hunian di Melia Bali Hotel (MBH) meningkat menjadi 80,3% pada 1H23 dari
35,7% pada 1H22. MBH ARR meningkat menjadi Rp1.800 ribu pada 1H23 dari
Rp1.116 ribu pada 1H22.
Tingkat hunian di Jumana Bali (JBUR) adalah 15,3% pada 1H23, naik dari 11,1% pada 1H22. ARR untuk 1H23 adalah Rp7.309 ribu, meningkat dari Rp5.517 ribu pada 1H22.
Tingkat hunian BATIQA Hotels pada 1H23 adalah 60,6%, dengan ARR sebesar Rp357
ribu. ARR BATIQA pada 1H22 adalah Rp339 ribu, dengan tingkat hunian sebesar
56,1%.
Platform digital SSIA, Travelio.com, merupakan perusahaan properti sewa daring inovatif yang menawarkan opsi sewa jangka pendek, menengah, dan panjang untuk apartemen dan rumah di 13 kota utama di Indonesia. Didukung oleh perusahaan investasi seperti Temasek Holding’s Pavillion Capital di Singapura, Mirae Asset,Samsung Ventures, dan Gobi Partners. Pada 1H23, Travelio mencatatkan
peningkatan 27% dalam Gross Merchandise Value (GMV) YoY dan bertujuan untuk tumbuh 58% hingga akhir tahun 2023. Hingga Juni 2023, Travelio, sebagai platform manajemen tempat tinggal pribadi terbesar di Indonesia, mengelola sekitar 13.000 unit dan diperkirakan akan mencapai lebih dari 22.000 unit pada Desember 2023