Cobisnis.com – Tahun ini 4 miliar penduduk dunia diperkirakan pengguna aktif email. Itu artinya lebih dari setengah populasi planet bumi. Menurut Radicati Group, perusahaan yang melacak penggunaan email di seluruh dunia, sebagian email yang dikirim memuat phising yang semakin sulit dikenali.
Sementara itu, data yang dimiliki VIMANAMAIL selaras dengan apa yang dimaksud Radicati Group. Bahwa serangan email, terutama spam, akan terus berlangsung dengan jumlah makin banyak. Terutama email yang masuk tak dapat lagi dibedakan, mana email yang legitimate, mana email yang
berbahaya.
IT Security Consultant PT Prosperita Mitra Indonesia, Yudhi Kukuh, mengungkapkan sejauh ini data yang masuk melalui proses pemindaian dan penyaringan pada VIMANAMAIL lebih banyak menyerang email finance.
“Industri harus mampu memilih teknologi yang mampu menyaring dan menganalisis email secara detail untuk meringankan beban karyawan yang setiap hari harus berjibaku dengan ribuan email,” ujar Yudhi Kukuh dalam diskusi virtual, Rabu (11 November 2020).
Dalam banyak kasus yang ditemukan Yudhi, banyak karyawan/staf kerepotan untuk mengklarifikasi setiap email yang masuk satu persatu, selain menghabiskan banyak waktu dan tenaga, ini sangat tidak efektif dan efisien.
“Perusahaan/organisasi harus mengubah mindset tentang keamanan email, serangan email telah berevolusi, maka sistem keamanan email juga harus ikut berevolusi,” ujar Yudhi.
Bagaimana dengan akurasi pemindaian dalam menghadapi spam. Banyak kejadian, ketika email spam masuk, sistem mengkategorikan email yang bukan spam (email sah), tetapi dianggap spam oleh sistem.
Kejadian ini bisa merugikan jika email yang dikarantina atau dihapus adalah email penting.
“Nah, soal akurasi memang tidak akan pernah ada yang 100 persen. Kami di VIMANAMAIL punya fitur allow list. Itu sebuah fitur yang mengizinkan masuk sesuai setting oleh admin,” ujar Yudhi.