Cobisnis.com – Disney Conservation Fund (DCF) mendukung organisasi, baik perorangan maupun tim yang berdedikasi untuk berjuang bagi komunitasnya di bidang konservasi lingkungan.
Tercatat, hingga saat ini ada 50 pahlawan konservasi dari 50 negara di seluruh dunia yang ditunjuk DCF sebagai pahlawan konservasi, salah satunya Ida Saparida yang berasal dari Indonesia.
Ida Saparida, atau yang lebih dikenal sebagai Ibu Ida, baru saja terpilih menjadi salah satu pahlawan DCF 2019. Ia adalah ketua perajin Program Mata Pencaharian Berkelanjutan yang tinggal di sebuah desa terpencil di Kabupaten Kayong Utara, sebuah daerah di zona penyangga Taman Nasional Gunung Palung.
Ibu Ida telah menginspirasi kesadaran budaya, pembangunan berkelanjutan dan konservasi satwa liar melalui kerajinan tangan dan keterampilan menggunakan Pandanus amaryllifolius atau biasa dikenal sebagai tanaman pandan wangi.
Pandan wangi membutuhkan habitat hutan yang sehat. Agar para perajin dapat menggunakan sumber daya alam ini secara berkelanjutan, Ibu Ida sadar bahwa masyarakat harus secara aktif melestarikan hutan agar terhindar dari deforestasi.
Melihat adanya keterkaitan ini, Ibu Ida mulai mendorong para pengrajin dan komunitas lainnya untuk menjaga flora dan fauna hutan dengan menggunakan tanaman pandan wangi.
Perjalanan Ibu Ida bermula pada Agustus 2011, Ketika Program Konservasi Orangutan Gunung Palung (Gunung Palung Orangutan Conservation Program/GPOCP) mengadakan sebuah pertemuan mengenai Program Mata Pencaharian Berkelanjutan di desanya untuk membahas pengembangan produk para perajin, jaringan, dan keterampilan manajemen bisnis.
Ibu Ida tergerak bergabung dan mengikuti beberapa pelatihan dan lokakarya serta belajar bagaimana cara untuk memulai dan mengembangkan komunitas pengrajin.
Berkat dukungan jaringan dari GPOCP, Ibu Ida mampu mengembangkan strategi untuk meraih pembeli yang lebih luas melalui kerja sama dengan distributor swasta dan pemerintah.
Koneksi ini memungkinkan Ibu Ida untuk menjual barang-barang dalam jumlah besar dan membantunya membangun mata pencaharian alternatif bagi masyarakat sekitar, terutama untuk mereka yang terlibat dalam pekerjaan perusakan hutan seperti pertambangan dan penebangan.
Kesuksesan Ibu Ida telah menginspirasi banyak desa lainnya baik lokal maupun nasional untuk kembali ke kerajinan tradisional dan mengadvokasi konservasi hutan melalui pilihan mata pencaharian yang ekonomis dan berkelanjutan.
Di tahun 2019, Program Mata Pencaharian Berkelanjutan yang dicanangkan GPOCP berhasil meraih pengakuan di tingkat lokal yang dapat mempengaruhi pemerintah daerah terkait pembangunan berkelanjutan.
Ibu Ida secara resmi telah ditunjuk oleh Bupati Kayong Utara sebagai anggota Dewan Kesenian Nasional Daerah (DEKRANASDA) Kayong Utara.
Diakui sebagai salah satu pahlawan DCF 2019, Ibu Ida terus memotivasi dan menginspirasi melalui semangat dan keberhasilannya dalam bisnis, program, dan kolaborasi, serta dukungan dari tingkat pemerintah nasional.