Cobisnis.com – Pemkot New York memperkirakan penerimaan pajak properti pada tahun anggaran 2021-2022 hanya mencapai US$29,3 miliar atau turun 8% (US$2,5 miliar) dari rencana awal senilai US$31,8 miliar.
Walikota New York, Bill de Blasio, mengatakan proyeksi penerimaan pajak properti yang menurun didorong oleh anjloknya nilai properti komersial, terutama perkantoran dan hotel yang tidak terhuni dan sepi selama pandemi Covid-19.
“Nilai pasar properti hotel dan perkantoran menurun hingga 16%. Penurunan ini akan menekan anggaran Pemkot ke depan mengingat kontribusi pajak properti terhadap penerimaan mencapai 50% dari keseluruhan penerimaan,” kata Bill de Blasio dilansir Business Times, Selasa (19 Januari 2021).
Di Manhattan, misalnya, tingkat keterisian hotel di sana sejak awal tahun ini hanya mencapai 29%, jumlah itu jauh lebih rendah ketimbang Januari 2020 sebesar 69%.
Sebanyak 230 hotel di Manhattan pun telah ditutup permanen atau tutup sementara akibat pandemi Covid-19.
Jumlah properti ritel yang disewa oleh pelaku usaha juga terus mengalami penurunan. Total properti ritel yang disewa oleh pelaku usaha di Manhattan hanya seluas 20,5 juta kaki, terendah dalam 20 tahun terakhir.
Blasio berencana mencari sumber penerimaan baru untuk mengamankan penerimaan sebagai kompensasi penurunan penerimaan pajak properti, di antaranya melalui pajak penghasilan (PPh), misalnya, menarik pajak lebih besar dari orang-orang kaya.
Pekan lalu Blasio juga telah mengusulkan penghematan anggaran (Austerity Budget).
Selain itu, Pemkot New York juga mempertimbangkan untuk memangkas belanja anggaran mengingat peningkatan PPh tidak sepenuhnya mampu mengompensasi penurunan potensi pajak properti yang akan datang.
James Parrott, seorang ekonom yang juga mantan anggota tim untuk Walikota David Dinkins, mengatakan Blasio ingin memberi isyarat dengan jelas kepada semua pihak bahwa kota itu terkena dampak besar, terutama pada pajak propertinya.