JAKARTA, Cobisnis.com – Tiap insan punya kisah hidup yang penuh warna dan tantangan. Saat mengarungi perjalanan hidup ini, ada saat-saat yang mungkin membuat kita terhuyung, bahkan terjatuh. Salah satu hal yang paling berat dan menghancurkan adalah mengalami trauma yang mengguncang fondasi mental dan emosional kita. Namun, di tengah kegelapan dan keputusasaan, terdapat cahaya kehidupan yang tak terbatas – proses penyembuhan.
Salah satunya kisah penyanyi, model, dan selebgram Gieya Alexandra yang punya pengalaman traumatis yang menghancurkan, tetapi mampu bangkit dan sembuh melalui terapi alternatif dari coach Rheo. Pengalaman ini bukan hanya tentang penderitaan, tetapi juga tentang harapan, ketabahan, dan kekuatan batin yang luar biasa.
Dalam perjalanan ini, kita akan melihat bagaimana individu ini melangkah maju dari titik terendahnya, menemukan dukungan dan perawatan yang tepat, dan akhirnya mendapatkan kedamaian dan kesembuhan yang dia dambakan.
Ia bercerita bagaimana hidupnya penuh ujian, bahkan sejak ia anak-anak.
Ibu yang juga pandai menyanyi ini mengalami kejadian traumatis yang mengganggu kehidupannya sehari-hari.
“Aku mengalami trauma saat masa kecil, bahkan sejak TK hingga berlanjut kuliah” kata Gieya saat ditemui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (6/6).
Saat itu, hidupnya merasa suram dan hancur. “Saya sempat tak punya harga diri,” ujarnya.
Kabar baiknya, ia bertemu dengan Pakar Teknologi Pikiran atau Mind Technology Expert, Coach Rheo.
Selebgram yang juga model ini lalu menghubungi Coach Rheo melalui pesan di Instagram setelah melihat unggahan salah satu ulasan selebgram terkait metode DOA TRTO.
Ia pun lalu mendapatkan sesi konsultasi dan terapi.
Wanita kelahira Jakarta, 9 Agustus 1992 ini pun menjalani terapi dengan metode DOA TRTO untuk menghilangkan trauma masa kecil.
“Jadi, aku hubungi by DM Instagram,” ujarnya.
Gieya menjalani sekali sesi untuk melepaskan beban emosi terkait masalah tersebut.
Hasilnya, Gieya kini bisa sedikit terbuka menceritakan masalahnya di hadapan lain. Ia pun sudah tidak dendam lagi kepada pelaku. “Memaafkan sih belum, tapi setidaknya saya tidak semarah dan sedendam dulu,” ujarnya. Ia pun sudah menjalani kehidupan dengan normal dan tenang.
Gieya mengaku sudah menyimpan permasalahan mental ini selama kurang lebih 20 tahun.
Dia merasa terbebani akan emosi yang muncul atas kejadian memilukan tersebut, dan tak bisa diungkapkan. “Kadang saya mau ungkapkan ke orang terdekat, tapi takutnya malah salah tanggap dan malah putus, ucapnya hinga ia pun memendamnya seorang diri.
Ia pun berpesan kepada semua orangtua di seluruh tanah air agar lebih mengawasi anak-anak serta memperhatikan kesehatan mentalnya. “Pastikan anak mendapatkan pengawasan tepat,” ujarnya.