JAKARTA, Cobisnis.com – Mempercepat pembangunan Sumatra Bagian Selatan (Sumbagsel) guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Itulah pesan utama dari seminar nasional “Membangun Aglomerasi Sumbagsel Jilid II dengan tema Komitmen Dulur Kito Untuk Konektivitas Sumbagsel” yang diselenggarakan oleh Masyarakat Profesional Sumatera Bagian Selatan (Maspro Sumbagsel), di Ciputra Artprenuer, Jakarta, Sabtu, 16 April 2022. Seminar ini merupakan tindak lanjut dari seminar Jilid I yang dihelat pada 12 Maret 2022 lalu.
Seminar ini dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir yang merupakan “dulur kito” asal Gunung Sugih Lampung. Lalu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dari Palembang dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang pernah tinggal di Sumatera Selatan (Sumsel). Menteri-menteri tersebut merupakan profesional yang berasal dari Sumbagsel. Lalu adapula Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Agung Firman Sampurna, Wakil Ketua BPK Agus Joko Pramono, dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) M Yusuf Ateh. Ketiganya juga merupakan tokoh yang berasal dari Sumbagsel.
Selain ketiga menteri dan pimpinan lembaga negara, hadir juga lima gubernur se-Sumbagsel, yakni Al Haris Gubernur Jambi, Rohidin Mersyah Gubernur Bengkulu, Herman Deru Gubernur Sumsel, Erzaldi Rosman Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, dan Arinal Djunaidi Gubernur Lampung.
Di kesempatan ini, tiga menteri, lima gubernur, dan para profesional dari lima provinsi yang ada di Sumbagsel, yakni Jambi, Bengkulu, Sumsel, Kepulauan Bangka Belitung, dan Lampung sepakat memajukan aglomerasi Sumbagsel untuk Indonesia. Mereka menilai, perlu percepatan pembangunan aglomerasi ekonomi di kawasan ini, yang tujuan besarnya adalah untuk melahirkan konektivitas antarwilayah di Sumbagsel, yang makin efektif dan efisien, sehingga perputaran roda perekonomian dapat berlangsung semakin cepat.
“Pembangunan aglomerasi Sumbagsel ini kebutuhan kita. Ketika nilai aglomerasi Sumbagsel betul-betul kita kapitalisasi, ini pasti menjadi kekuatan ekonomi besar yang bisa memberikan kontribusi untuk Indonesia,” kata Rohidin Mersyah, Gubernur Bengkulu.
Di hadapan ketiga menteri, para gubernur se-Sumbagsel mengusulkan sejumlah pembangunan infrastruktur untuk mendukung konektivitas di kawasan ini. Sebagai contoh, diharapkan adanya pembangunan jembatan yang menghubungkan Bangka Belitung dengan Sumsel, pembangunan Pelabuhan di Sumsel, atau percepatan penyelesaian proyek infrastruktur yang sedang berjalan, seperti jalan tol Jambi-Betung sepanjang 191 KM.
“Jembatan untuk Babel-Sumsel itu sangat layak untuk dibangun, Cuma 13 KM. Kami dari Sumsel akan mendukung adanya jembatan ini,” ujar Herman Deru Gubernur Sumsel.
Menanggapi masukan dari para gubernur, ketiga menteri setuju jika percepatan konektivitas akan mengoptimalkan potensi ekonomi yang dimiliki kawasan Sumbagsel. Disampaikan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pihaknya terus mengawal pengerjaan proyek-proyek infrastruktur di Sumbagsel. Sementara Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan untuk pembiayaan proyek infrastruktur, pihaknya kini sedang menggencarkan creative financing, yakni mengajak pihak swasta untuk masuk membiayai proyek-proyek infrastruktur negara sehingga meminimalkan APBN.
Sementara, Erick Thohir, Menteri BUMN menambahkan, saat ini sebagian ahli dunia berpendapat bahwa konsep globalisasi akan berubah menjadi regionalisasi. Dan di dalam Indonesia sendiri sebetulnya ada kawasan-kawasan yang memiliki potensi ekonomi besar sebagai regional, salah satunya adalah Sumbagsel.
“Banyak tulisan dari pengamat dunia, globalisasi ini akan berubah menjadi regionalisasi. Ini sejalan, terlepas dari Indonesia sebagai negara dimana kita harus merajut hubungan dengan Asia Tenggara sebagai sebuah Kawasan, tapi kita meihat bahwa di dalam Indonesia ada regional-regional yang sangat berpotensi. Kita tidak mungkin bersandar pada ekonomi yang di Jawa terus. Dimana kalau dilihat kepadatan, pertumbuhan menjadi kota-kota yang sangat modern akan sangat sulit untuk menjadi pertumbuhan berbasis sumber daya alam, atau pendukung lainnya. Jawa akan tumbuh lebih kepada industri. Karena itu, saya rasa, sejak awal, ketika Maspro Sumbagsel datang, ini (Sumbagsel) menjadi sebuah kawasan yang menarik,” jelas Erick Thohir.
Sementara, dalam sambutannya, Mahatma Gandhi, Ketua Maspro Sumbagsel menjelaskan, jika pembangunan insfrastruktur di Sumbagsel rampung maka aglomerasi ekonomi Sumbagsel akan terbentuk dengan sendirinya. Dan, jika seluruh wilayah Sumbagsel telah tersambung, mobilitas masyarakat akan semakin efektif dan efisien. Efek dominonya, semua potensi di Sumbagsel, baik itu sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia (SDM) akan tereksplorasi dengan baik, sehingga akan melahirkan nilai-nilai ekonomi yang lebih tinggi.
“Jika pembangunan infrastruktur di Sumbagsel bisa dipercepat, aglomerasi ekonomi di lima provinsi akan tercipta dengan sendirinya. Lima provinsi menjadi satu kekuatan untuk Indonesia, untuk Nusantara,” kata Gandhi.
Sebelumnya, dari seminar Jilid I, hasil kajian membangun aglomerasi Sumbagsel untuk Nusantara-Indonesia mencatat beberapa hal yaitu perlunya percepatan pembangunan kawasan aglomerasi Sumbagsel melalui sinergisitas peran pemerintah pusat, pemda, BUMN dan swasta, serta diaspora Sumbagsel yang berkiprah di pemerintah pusat.
Sekjen Maspro Sumbagsel Hafiz Tinerizza menambahkan, Maspro Sumbagsel merupakan organisasi yang dibentuk sebagai wadah bagi para profesional yang lahir, berasal, dan atau pernah sekolah di Sumbagsel. Tokoh-tokoh yang tergabung dalam organisasi ini berkomitmen untuk terus berkontribusi secara berkelanjutan bagi pembangunan Sumbagsel.
“Organisasi Maspro Sumbagsel ini terbentuk dari kedekatan dan kemiripan budaya. Sifatnya tentu saja sukarela dan terbuka untuk sharing dan berkolaborasi satu sama lain demi kemajuan Sumbagsel khususnya, dan Indonesia pada umumnya,” pungkas Hafiz.