Cobisnis.com – Lagu Akad ciptaan Moh Istiqamah Djamad alias Is akan diangkat ke layar lebar. Lagu yang sangat menyetuh jiwa tersebut menggugah hati seorang Adi Sumarjono, produser IFI Sinema untuk mengangkatnya dalam sebuah film.
Melalui proses syuting 30 hari, Adi mengandeng Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), Perusahaan Film Negara (PFN), dan E-Motion Entertaiment untuk bergabung, dan menggarap film “Akad” pada Februari 2020.
“Ide munculnya film ini lahir dari lagu Akad, yang saya pikir lagu ini sangat viral dan bisa dijadikan cerita baru,” kata Adi saat ditemui di CGV, Grand Indonesia, pada Selasa 18 Februari 2020.
Sementara, Reka Wijaya sebagai sutradara dan penulis skenario film Akad mengatakan, “Semua film harus dengan pembuatnya, jadi di film ini juga lumayan berat karena lagu akad puitis, organik, dan tanpa dibuat-buat.”
“Dan, Akad juga menyatukan elemen-elemen yang berbeda-beda namun bisa menjadi satu elemen satu kesatuan,” tambahnya.
Sejumlah aktor dan aktris kawakan ambil bagian dalam pembuatan film tersebut, seperti Mathias Muchus, Kevin Julio, Indah Permatasari, Nino Fernandez, Debo Andryos, dan Jennifer Coppen.
Film Akad mempunyai kesan sendiri bagi para pemain pada saat reading. “Cerita ini bersahaja, namun cukup menggelitik. Bikin kita ingin tahun ending-nya seperti apa,” kata Marcus yang berperan sebagai bapak Abdi.
“Cerita di film ini sederhana, namun tidak mudah memainkannya,” tambah Indah Permatasari yang berperan sebagai Indira.
Film ini menceritakan seorang bapak yang berprofesi sebagai driver ojek online yang berusaha mencarikan jodoh bagi putrinya yang disibukkan dengan karier dan mimpi-mimpinya. Film Akad ini juga akan dibalut dengan drama percintaan dan keluarga juga terdapat unsur komedi di dalamnya.
Proses syutingnya akan dilakukan di Jakarta dan Mandalika, Lombok, yang nantinya akan memanjakan penonton dengan pemandangan bukit dan pantai di kawasan The Mandalika, sebagai salah satu dari lima destinasi pariwisata super prioritas pilihan pemerintah.
Direktur Utama ITDC Abdulbar M. Mansoer mengatakan, “Keterlibatan ITDC dalam produksi Film Akad ini adalah salah satu upaya untuk mempromosikan Kawasan The Mandalika secara nasional melalui pendekatan yang kreatif, yang kami harapkan dapat sekaligus mendorong perkembangan industri kreatif di Indonesia, khususnya bidang film.”
“Keterlibatan dalam film ini juga sebagai salah satu dukungan ITDC terhadap program Kemenparekraf yang mendorong promosi pariwisata melalui media film,” tambahnya.
Banyak destinasi-destinasi wisata yang terkenal dan ramai dikunjungi wisatawan justru berawal dari film. Sebagai contoh ada AADC 2 yang mengambil latar DI. Yogyakarta, Laskar Pelangi di Belitung, Eat Pray Love di Bali dan lainnya. (Dwi Rachmawati)