JAKARTA,Cobisnis.com – PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) tengah berfokus untuk memperkuat layanan digital. Langkah ini merupakan salah satu cara untuk bisa secara cepat meningkatkan literasi perbankan syariah di Indonesia, khususnya di kalangan anak muda.
Menurut Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, orang yang membeli produk BSI secara online sama pentingnya dengan orang yang datang langsung ke cabang. Karenanya kedua hal ini tidak saling mematikan satu sama lain malahan meningkatkan literasi perbankan syariah dan revenue dari BSI sendiri.
“Sehingga InsyaAllah literasinya kita perkuat, kemudian kami juga menyediakan jasa untuk masuk ke ekosistem syariah secara digital dan online. Maka insya Allah penetrasi perbankan syariah atau inklusi keuangan syariah akan jauh lebih lebih tinggi lagi,” kata Anton, Selasa (19/4/2022).
Selain itu, lanjut Anton, dengan meningkatkan literasi, penetrasi, dan inklusi perbankan syariah, BSI dapat meningkatkan kompetitifnes perusahaan untuk bisa bersaing dengan perbankan konvensional. Sebab menurutnya, orang masih agak “rewel” saat ingin membeli produk perbankan syariah, sedangkan saat membeli produk bank konvensional mereka cenderung lebih pasif.
“Yang menarik di sini antara literasi dan inklusi itu 2 hal yang kalau di syariah itu sangat beririsan sekali. Jadi orang itu cenderung kalau membeli produk syariah, dia paham produknya baru dia mau beli, tapi kalau kita lihat literasi keuangan secara umum di bank nasional atau konvensional, orang kadang-kadang tanpa literasi langsung beli. Itulah mungkin salah satu bentuk ya Allah SWT memelihara nilai-nilai syariah ini karena orang mau beli produk syariah itu cenderung dalam tanda kutip rewel, nanya dulu bener nggak itu syariah, dia harus tahu dulu. Memang layanan saat ini belum banyak sehingga itu tadi tingkat literasi akan sebanding dengan jumlah layanan yang ada,” ucap Anton.
BSI sendiri di tahun pertama sejak merger pada Februari 2021 menorehkan kinerja positif, dengan perolehan laba bersih mencapai Rp3,03 triliun naik 38,42% secara year on year (YoY). Raihan impresif itu sejalan dengan konsistensi BSI dalam membangun pondasi, tranformasi digital dan pengembangan ekosistem halal di Indonesia.
Terkait digitalisasi, perseroan terus berinovasi dalam melakukan transformasi. Hal ini terlihat dari keseriusan dalam menggarap kanal digital BSI Mobile dan E-Channel. Per Desember 2021, transaksi kumulatif BSI Mobile mencapai 124,54 juta transaksi atau tumbuh sekitar 169% secara YoY.
Total penyaluran pembiayaan mencapai Rp171,29 triliun atau naik sekitar 9,32% secara YoY dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp156,70 triliun. Rinciannya, pembiayaan konsumer mencapai Rp82,33 triliun, naik sekitar 19,99% secara YoY dari sebelumnya yang sebesar Rp 68,61 triliun. Disusul pembiayaan gadai emas yang bertumbuh 12,92% secara YoY. Sementara itu pembiayaan mikro tumbuh 12,77% dan pembiayaan komersial tumbuh 6,86%. Dari sisi kualitas pembiayaan, BSI mencatatkan NPF Nett yang membaik menjadi 0,87% pada Desember 2021.
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Perseroan terus meningkatkan pertumbuhan tabungan khususnya tabungan Wadiah. Posisi Desember 2021, tabungan Wadiah tumbuh signifikan yang mencapai 15,30% secara YoY atau menjadi Rp34,10 triliun. Sementara untuk total tabungan mencapai Rp99,37 triliun atau bertumbuh 12,84% pada kurun waktu yang sama.