JAKARTA, Cobisnis.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mendorong peningkatan jumlah pergerakan wisatawan nusantara (Wisnus) hingga mencapai 1,2 miliar hingga 1,5 miliar tahun ini. Namun, Sandiaga menyatakan bahwa pencapaian target ini sangat tergantung pada penurunan harga tiket pesawat domestik yang hingga saat ini masih dianggap tinggi selama lebih dari sembilan bulan.
Dalam Weekly Briefing Kemenparekraf pada Selasa (23/1), Sandiaga Uno menyatakan bahwa pemerintah, khususnya Kemenparekraf, telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan maskapai penerbangan terkait tingginya harga tiket pesawat domestik. Koordinasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi berbagai kemungkinan agar harga tiket pesawat dapat diturunkan.
“Tingginya harga tiket pesawat domestik memberatkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kami akan berupaya maksimal untuk menekan biaya tiket pesawat domestik, membuatnya lebih terjangkau bagi masyarakat yang ingin mengunjungi destinasi unggulan,” kata Sandiaga Uno.
Kemenparekraf telah mengidentifikasi beberapa faktor penyebab tingginya harga tiket pesawat domestik, termasuk kurangnya jumlah pesawat, keterbatasan penerbangan, dan ketersediaan kursi yang minim. Selain itu, biaya bahan bakar dan berbagai biaya penunjang juga turut berkontribusi pada mahalnya harga tiket pesawat domestik.
Sandiaga Uno menekankan bahwa kenaikan harga tiket pesawat domestik, terutama di Indonesia Timur dan beberapa destinasi wisata unggulan seperti Sumba, NTB, dapat memiliki dampak negatif signifikan pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif.
Upaya untuk menangani masalah ini melibatkan kolaborasi lintas kementerian, lembaga, dan maskapai penerbangan. Sandiaga juga menyoroti pentingnya kebijakan insentif dari pemerintah daerah sebagai salah satu solusi untuk menjadikan tiket pesawat lebih terjangkau dan meningkatkan opsi penerbangan ke destinasi wisata.









