Saham Airbus ditutup dengan penurunan sebesar 9 persen. Sebelumnya, pada Senin (24/6/2024), Airbus memperkirakan laba sebelum bunga dan pajak yang disesuaikan akan mencapai sekitar 5,5 miliar euro atau 5,9 miliar dollar AS, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 6,5 miliar hingga 7 miliar euro yang diumumkan pada 25 April 2024.
Airbus juga mengantisipasi pengiriman sekitar 770 pesawat komersial pada tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang hampir mencapai 800 unit.
Selain itu, perusahaan menunda target waktu untuk meningkatkan produksi pesawat A320. Pada perdagangan siang di London, saham Airbus di indeks saham Eropa turun 11,96 persen.
Pemotongan pedoman ini sebagian besar disebabkan oleh masalah rantai pasokan dalam bisnis pesawat komersial Airbus.
Perusahaan menyatakan bahwa mereka menghadapi masalah rantai pasokan yang terus-menerus, terutama pada mesin, struktur aero, dan perlengkapan kabin.
Airbus juga menghadapi biaya tambahan di divisi sistem luar angkasanya, menyadari adanya tantangan komersial dan teknis dalam bisnis ini. Beban tambahan sekitar 900 juta euro terjadi pada paruh pertama tahun 2024.
Perusahaan menjelaskan bahwa biaya tambahan ini terkait dengan asumsi terbaru mengenai jadwal, beban kerja, sumber daya, risiko, dan biaya selama masa program telekomunikasi, navigasi, dan observasi tertentu. Airbus menegaskan bahwa mereka terus mengatasi tantangan ini untuk mencapai target yang lebih realistis di masa mendatang.