JAKARTA, Cobisnis.com – Anak-anak menjadi pelaku bully karena berbagai faktor yang kompleks, tidak ada satu jawaban tunggal.
Berikut beberapa kemungkinan penyebabnya:
Pengaruh Lingkungan:
- Lingkungan Keluarga:
- Kurangnya kasih sayang dan perhatian.
- Saksi atau korban kekerasan dalam rumah tangga.
- Pola asuh yang permisif atau otoriter.
- Orang tua yang juga berperilaku bully.
- Lingkungan Sekolah:
- Budaya sekolah yang toleran terhadap bullying.
- Tidak adanya pengawasan yang memadai.
- Tingkat persaingan yang tinggi.
- Kurangnya pendidikan tentang empati dan anti-bullying.
- Lingkungan Pertemanan:
- Bergabung dengan kelompok yang berperilaku bully.
- Tekanan teman sebaya untuk ikut melakukan bullying.
Faktor Individu:
- Masalah Kepercayaan Diri:
- Menggunakan bullying untuk merasa lebih kuat atau berkuasa.
- Cara mengatasi rasa tidak aman dan kurang percaya diri.
- Kurang Empati:
- Kesulitan memahami perasaan orang lain yang menjadi korban bullying.
- Kesulitan Mengatur Emosi:
- Sering merasa marah atau frustrasi dan menggunakan bullying sebagai pelampiasan.
- Trauma Masa Lalu:
- Pernah menjadi korban bullying di masa lalu.
- Gangguan Kesehatan Mental:
- Ada kondisi tertentu seperti ADHD atau depresi yang bisa berkontribusi pada perilaku bullying.
Penting Dicatat:
- Tidak semua anak yang memiliki faktor risiko di atas akan menjadi pelaku bullying.
- Sebaliknya, ada anak yang tidak memiliki faktor risiko tersebut namun tetap bisa menjadi pelaku bullying.
- Memahami penyebab di balik perilaku bullying penting untuk memberikan intervensi yang tepat.
Jika Anda khawatir anak Anda berpotensi menjadi pelaku bullying, atau jika Anda mengetahui anak yang menjadi korban bullying, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Cari bantuan profesional: Psikolog atau konselor dapat membantu anak mengatasi masalah yang mungkin memicu perilaku bullying.
- Komunikasikan dengan anak: Jalin komunikasi terbuka dan bicarakan tentang perilaku bullying, dampaknya, dan apa yang bisa dilakukan untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
- Bantu anak mengembangkan keterampilan sosial: Ajari anak cara berinteraksi dengan orang lain secara positif, mengekspresikan perasaan dengan tepat, dan menyelesaikan konflik secara damai.
- Laporkan tindakan bullying: Jika Anda mengetahui anak yang menjadi korban bullying, laporkan kepada pihak berwenang yang relevan, seperti guru atau orang tua pelaku.