Cobisnis.com – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio, mengevaluasi program pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif akibat pandemi Covid-19. Evaluasi dilakukan untuk menentukan strategi yang tepat dalam membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) 2021.
“Berbagai upaya sudah dilakukan, mulai dari sertifikasi protokol kesehatan CHSE (cleanliness, health, safety, and environment), program penjaminan produk usaha kecil menengah, penguatan sapta pesona di daerah tujuan wisata, hingga hibah pariwisata. Meski demikian, Indonesia harus segera melakukan re-strategy kepariwisataan jangka pendek dan persiapan fondasi untuk masa depan,” kata Wishnutama dalam siaran pers, Rabu (9 Desember 2020).
Protokol kesehatan menjadi salah satu faktor utama bangkitnya sektor Parekraf. Sayangnya, hingga kini masih banyak pelaku parekraf belum melakukan sertifikasi CHSE. Oleh karena itu, Kemenparekraf akan terus mendorong para pelaku usaha untuk melakukan sertifikasi CHSE agar dapat memunculkan rasa aman wisatawan dalam berwisata.
Kemenparekraf juga akan membangun keseimbangan penyediaan (supply) dan permintaan (demand). Seperti menciptakan atraksi dan membangun daya tarik wisata, meningkatkan kuantitas dan kualitas produk ekraf, hingga memperluas dan memperbesar konektivitas wisatawan.
“Supply dan demand saat ini adalah upaya yang penting dan menjadi prioritas kita untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Wishnutama.
Untuk mengakselerasi pemulihan sektor parekraf dan menurunkan risiko lonjakan kasus pandemi, ada beberapa upaya yang telah dipastikan oleh Kemenparekraf yaitu: upaya akselerasi sertifikasi CHSE khususnya pada pusat destinasi wisata; menciptakan atraksi dan daya tarik baru di Indonesia; hingga terus berupaya melakukan pengaturan pengunjung atau menetapkan jumlah maksimal dalam satu destinasi wisata.
Wishnutama menjelaskan, strategi pemulihan pariwisata dan ekonomi kreatif sangat membutuhkan kerja sama penuh dari berbagai pemangku kepentingan, baik sektor publik dan swasta.
“Kolaborasi antar sektor publik memegang peranan penting sebagai motor penggerak utama. Dan jika didukung penuh oleh berbagai sektor swasta maka akan dapat mengakselerasi pertumbuhan,” ujarnya.
Upaya meningkatkan kualitas protokol kesehatan para pelaku parekraf di setiap destinasi wisata juga terus dilakukan. Salah satunya dengan menyalurkan dana hibah pariwisata agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas protokol kesehatan.
“Kami sudah menyiapkan berbagai macam upaya untuk mendorong penerapan protokol kesehatan pada saat liburan. Dan jangan sampai nantinya karena liburan ini menjadi peningkatan jumlah Covid-19. Salah satu fungsi hibah pariwisata ini juga adalah untuk meningkatkan penerapan protokol kesehatan di daerah masing-masing sebab meningkatkan kualitas kesehatan penting,” jelas Wishnutama.