Cobisnis.com – Perwira TNI AU Kolonel Arwin Datumaya Wahyudi Sumari mengatakan terdapat 14 implementasi Artificial Intelligence (AI) di dalam sektor pertahanan. Menurut Kolonel Arwin, teknologi yang paling cepat bekerja dan berkembang di dunia adalah teknologi militer. Setelah itu baru teknologi memasuki sektor industri dan sektor lainnya.
“Ada 14 kemungkinan penerapan AI di bidang pertahanan,” kata Kolonel Arwin di Virtual Workshop: AI’s Challenges in Defense & Security) yang digelar Mahasiswa Program Magister Kelompok Keahlian Instrumentasi dan Kontrol, Fakultas Teknik Industri ITB, Sabtu (5 Desember 2020).
Berdasarkan arahan Presiden Jokowi pada awal Juli 2020 terkait terapan AI di sektor pertahanan, Kolonel Arwin mengatakan bahwa teknologi militer terkini telah mampu menggabungkan instrumen persenjataannya dengan penggunaan AI.
Militer juga telah mengembangkan AI dengan teknologi Automatisasi dan teknologi sensor yang mengarah pada penginderaan jarak jauh yang semakin canggih. Kemudian, perkembangan komputasi kuantum juga telah mengarah kepada sistem senjata yang otonom serta pertahanan cyber.
Adapun 14 implementasi AI di bidang pertahanan meliputi:
1. Autonomous Machine System atau sistem mesin otonom yang mampu melihat pola (pattern) dari perang Hybrid.
2. AI yang merupakan kolaborasi antara Manusia – Mesin.
3. AI yang membantu operasi manusia/tentara (Assisted human operations).
4. Advanced Human-Machine yang memadukan manusia dengan mesin secara lebih maju dan intensif. Misalnya AI yang memadukan otak manusia dengan processor (Combat-Teaming).
5. AI untuk senjata semi otonom berkemampuan jaringan (Network-enabled, Semi autonomous weapons).
6. AI untuk Pemahaman gambar (image understanding).
7. AI untuk Face Recognition atau mengenali dan memahami manusia.
8. Cognitive C41SR atau AI untuk mendukung pengambilan keputusan.
9. Cognitive command decision making atau AI yang dikembangkan untuk membuat keputusan lebih cepat, tepat, dan akurat.
10. AI untuk Cognitive processor yang diimplementasikan pada kendaraan Unmanned Combat Aerial Vehicle (UCAV).
11. AI untuk Cognitive countermeasure atau melindungi informasi.
12. AI untuk memprediksi serangan cyber (cyber attack predictive system).
13. AI untuk membantu pasukan di lapangan (energy usage predictive system).
14. AI untuk memonitor perangkat elektronik dalam sebuah perang (Health Condition predictive System).
Terlepas dari betapa bermanfaatnya AI bagi manusia, Kolonel Arwin tetap menekankan bahwa faktor SDM untuk mengembangkan AI tetaplah yang paling utama. Meskipun Indonesia saat ini masih sangat kekurangan kuantitas maupun kualitas SDM untuk mengembangkan AI.
“Kunci AI itu ada di SDM karena secanggih apapun teknologi tetap saja manusia memegang peranan penting,” ujar Kolonel Arwin di virtual workshop yang dihadiri 998 peserta tersebut.














