Cobisnis.com – Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Nasrullah mengatakan permintaan daging dan telur ayam ras selama Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Puasa Ramadan dan Idul Fitri tahun 2021 diprediksi mengalami peningkatan meskipun masih dalam kondisi pandemi covid-19.
Selain itu, pergerakan ekonomi juga sudah mulai bangkit dan membuat daya beli masyarakat mulai tumbuh kembali sehingga berdampak pada konsumsi.
Tingkat permintaan masyarakat terhadap daging dan telur ayam ras menjelang bulan puasa (Momen Munggahan) tahun 2021 terpantau mengalami peningkatan 13% dan berlangsung selama satu minggu.
“Selama puasa 1-3 minggu permintaan kembali mengalami penurunan 5% sampai kembali normal. Pada saat puasa 3-4 minggu dan menjelang hari raya Idul Fitri permintaan diprediksi mengalami peningkatan sebesar 15%,” ungkap Nasrullah di Jakarta, Senin (26 April 2021)
Ketersediaan daging ayam ras pada bulan April 2021 cukup untuk memenuhi kebutuhan selama bulan puasa. Potensi ketersediaan daging ayam ras bulan April sebanyak 336.311 ton sedangkan kebutuhan daging ayam ras bulan April sebanyak 266.536 ton dan berpotensi surplus sebanyak 69.775 ton.
Potensi ketersediaan daging ayam ras bulan Mei yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Fitri adalah sebanyak 341.359 ton. Untuk kebutuhan daging ayam ras bulan Mei dikalkulasikan sebanyak 288.237 ton dan berpotensi surplus sebanyak 53.122 ton.
Ketersediaan telur ayam ras pada bulan April juga menunjukkan potensi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan selama puasa dan lebaran Idul Fitri. Potensi ketersediaan telur ayam ras bulan April sebanyak 441.996 ton, kebutuhannya sebanyak 438.064 ton dan potensi surplus sebanyak 3.932 ton.
Sementara itu, Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mengatakan saat ini pemerintah terus berkomitmen untuk membenahi sektor perunggasan nasional demi meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat.
“Kami upayakan stabilitas perunggasan nasional ini utamanya untuk kesejahteraan peternak. Pemerintah juga akan mendengarkan usulan berbagai pihak,” kata SYL.
Kementerian Pertanian menyampaikan dinamika perunggasan nasional dipengaruhi oleh beberapa faktor. Antara lain, ayam potong yang beredar dalam bentuk bentuk hidup (livebird) lebih dari 80%. Sementara harga livebird sangat dipengaruhi oleh volume supply di kandang dan pangkalan ayam.
Faktor lainnya adalah pola konsumsi bersifat musiman (seasonal), rentan terhadap issue, main product unggas adalah komoditi dalam bentuk livebird dan karkas. Karakteristik komoditi orientasinya adalah pricing (kerap perang harga), fragmented, dari hulu-hilir parsial, dan adanya gap kepentingan farm-RPHU-konsumen.