Cobisnis.com – Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin mengatakan posisi Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia bisa menjadi penentu dalam perdagangan produk halal dunia.
Sayangnya, hingga saat ini, posisi sebagai penentu tersebut belum bisa diraih karena Indonesia lebih cenderung menjadi konsumen produk halal dunia. Bahkan posisi sebagai konsumen Indonesia menjadi yang terbesar di antara negara-negara mayoritas muslim lainnya.
“Indonesia masih banyak mengimpor produk-produk halal dari luar negeri. Indonesia selama ini hanya menjadi konsumen dan “tukang stempel” untuk produk halal yang diimpor,” kata Wapres KH Ma’ruf Ami di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Sabtu (24/10/2020).
Sebagai gambaran, di tahun 2018, Indonesia membelanjakan 214 miliar US Dollar untuk produk halal atau mencapai 10% dari pangsa produk halal dunia. Wapres kembali mengingatkan bahwa permintaan produk halal oleh konsumen muslim global mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Menurut perkiraan, penduduk muslim akan mencapai 2,2 milliar jiwa pada tahun 2030, maka angka perekonomian pasar industri halal global akan terus meningkat dengan pesat.
State of Global Islamic Economy Report 2019/2020 menyatakan besarnya pengeluaran konsumen muslim dunia untuk makanan dan minuman halal, pariwisata ramah muslim, halal lifestyle, serta farmasi halal mencapai 2,2 triliun US Dollar pada tahun 2018, dan diproyeksi mencapai 3,2 triliun US Dollar pada tahun 2024.
Wapres juga menuturkan fakta lain bahwa pasar halal global tidak hanya diminati oleh negara berpenduduk mayoritas muslim, tetapi juga negara berpenduduk non-muslim.
Sebagai contoh, berdasarkan laporan Global Islamic Economic Report tahun 2019, Brazil merupakan eksportir produk makanan dan minuman halal nomor satu di dunia dengan nilai 5,5 miliar US Dollar yang disusul oleh Australia dengan nilai 2,4 miliar US Dollar.
“Untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen produk halal dunia, Indonesia memerlukan langkah-langkah strategis yang dilaksanakan oleh para pemangku kepentingan terkait secara simultan dan kolaboratif,” jelas Wapres KH Ma’ruf Amin.