JAKARTA, Cobisnis.com – Saham LVMH melonjak hingga 14% pada Rabu (15/10) setelah perusahaan mewah asal Prancis itu melaporkan penjualan kuartal ketiga yang melampaui ekspektasi, didorong oleh meningkatnya permintaan dari pasar China. Kinerja positif ini turut memicu reli saham di sektor barang mewah global.
Para pesaing LVMH seperti Hermès, Kering, Richemont, Burberry, dan Moncler juga mencatat kenaikan saham antara 5% hingga 9%. Analis menilai hasil penjualan tersebut menjadi sinyal positif bagi pemulihan industri mewah secara menyeluruh.
JPMorgan menyebut kondisi pasar yang cukup stabil mendukung proyeksi musim laporan keuangan yang lebih baik bagi sektor ini. Pertumbuhan yang dilaporkan LVMH menjadi yang pertama pada tahun 2025, setelah tiga kuartal sebelumnya mengalami stagnasi.
Divisi fesyen dan barang kulit penopang utama laba LVMH membaik dibanding kuartal sebelumnya meski secara tahunan masih turun 2%. Namun, perusahaan mencatat bahwa penjualan di China daratan mulai kembali positif, terutama setelah peluncuran butik berbentuk kapal oleh Louis Vuitton di Shanghai pada Juni lalu.
Selain itu, belanja warga China yang bepergian ke luar negeri juga meningkat, meski belum sepenuhnya pulih. Sektor barang mewah sempat terpukul oleh krisis properti di China dan ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat akibat perang dagang.
Menurut data Morgan Stanley, warga China menyumbang sekitar sepertiga dari total penjualan industri mewah global dan berkontribusi hingga 60% terhadap pertumbuhan antara tahun 2000 hingga 2019.
Manajer investasi Ariane Hayate dari Edmond de Rothschild menyebut hasil kuartal ketiga LVMH memberikan “rasa aman” bagi investor, berkat inisiatif kreatif seperti proyek Louis Vuitton di China. Asia (tidak termasuk Jepang), yang didominasi pasar China, menyumbang sekitar 28% dari total pendapatan LVMH tahun lalu.
Stefan Bauknecht dari DWS menilai hasil ini mengejutkan investor secara positif dan berpotensi menjaga momentum saham sektor mewah. Namun, ia mengingatkan pemulihan pasar properti China masih lambat, sehingga pertumbuhan ekonomi tetap moderat.
Sementara itu, CFO LVMH Cecile Cabanis memperingatkan bahwa ketidakpastian ekonomi global dan nilai tukar yang tidak menguntungkan masih akan menjadi tantangan di kuartal keempat. UBS memperkirakan pertumbuhan penjualan organik LVMH tahun depan sebesar 4%, dengan momentum positif baru akan terlihat pada paruh kedua 2026 ketika koleksi desainer baru mulai masuk toko.














