JAKARTA, Cobisnis.com -Tahun 2021 industri otomotif terselamatkan oleh kebijakan PPnBM 0%, kini kebijakan tersebut sudah tidak ada lagi. Alhasil penjualan mobil pada tahun ini akan terdampak, hasil riset Inventure -Alvara menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu 70,6% enggan untuk membeli mobil 6 bulan kedepan jika kebijakan PPnBM dihapuskan
Sementara itu, jika sebelumnya konsumen lebih konfiden menggunakan mobil pribadi selama pandemi, kini sebanyak 61,8% responden mengatakan sebaliknya yaitu lebih tertarik menggunakan transportasi umum dibanding menggunakan mobil pribadi. Terutama dengan semakin bagusnya fasilitas bus antarkota dibarengi dengan menurunnya kasus COVID-19.
Pada 2021 lalu pasar mobil Indonesia berkembang sangat luar biasa, dibandingkan dengan tahun lalu. Berkat insentif relaksasi pajak PPnBM 0% penjualan mobil di Indonesia naik signifikan sebesar 49%.
Hal itu disampaikan oleh Amelia Tjandra, Marketing Director PT Astra Daihatsu Motor dalam acara Indonesia Industry Outlook (IIO) 2022 yang digagas oleh Inventure-Alvara-Ivosight.
Dukungan pemerintah lewat relaksasi pajak PPnBM memang sangat berpengaruh. “Tanpa dukungan pemerintah kita sulit mencapai (angka itu)”, kata Amelia.
Menurut Amelia Tjandra, pasar mobil Indonesia masih menjanjikan. Jika dibandingan dengan negara-negara maju di Asia dan negara-negara Eropa kepemilikian mobil di Indonesia terbilang masih kecil. Meskipun transportasi di Indonesia hari-hari ini membaik, namun kebutuhan mobil pasti akan tetap ada.
Amelia mengkomparasikan Indonesia dengan Jepang. Di Jepang transportasi umum berkembang sangat luar biasa. Akan tetapi, demand pasar untuk otomotif (khususnya mobil) masih tinggi. “Artinya angkutan umum bukan jadi halangan industri otomotif berkembang.” papar Amelia Tjandra.
Lebih lanjut, Amelia mengatakan, selain relaksasi PPnbM ada dua faktor penting yang membuat industri otomotif tumbuh dan berkembang pesat. Dua hal itu adalah kemampuan daya beli masyarakat dan sehatnya industri leasing.
Kemampuan dan daya beli masyarakat erat kaitannya dengan income. Menurut pendapat Amelia salah satu yang mendongkrak daya beli masyarakat adalah investasi pemerintah di sektor infrastruktur. “Lebih related dan direct adalah daya beli. Termasuk (meningkatnya) GDP).
Kemudian faktor lain untuk mendukung ndustri otomotif Indonesia adalah leasing yang sehat. Kurang lebih 80% pembiayaan otomotif berasal dari kredit, terutama di daerah. Maka leasing harus bisa memfasilitasi skema bunga yang menarik.
“Leasing yang sehat. Bunganya harus terjangkau. Jika industri leasing berkembang dengan baik, industri otomotif berkembang dengan baik.”, jelas Amelia Tjandra.
Relaksasi (Lagi) Tahun Depan? Pada Januari 2022, jika dibandingkan dengan Desember tahun lalu, penjualan mobil naik cukup signifikan. Pada Januari tahun ini ada sekitar 80.000 unit yang terjual, sementara pada Januari tahun lalu jumlah yang terjual sekitar 54.000 unit.
Berdasarkan komunikasi terbaru dengan pemerintah, kebijakan insentif akan tetap ada. “Tahun ini akan ada relaksasi, tapi jumlahnya lebih kecil. Harga di bawah 200 juta akan mendapatkan 0% sampai bulan Maret. Insentif ini diberikan secara adil untuk semua brand.” jelas Amelia Tjandra.