Cobisnis.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Kementerian Perdagangan menyiapkan serangkaian program inovatif untuk mendorong digitalisasi atau Go Digital para pelaku UMKM beralih ke platform e-commerce melalui gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI).
Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan Indonesia adalah pasar e-commerce terbesar di kawasan Asia Tenggara, sementara produk ekonomi kreatif lokal belum menguasai pasar e-commerce di Tanah Air.
Koordinasi Kemenparekraf dengan Menteri Perdagangan M. Luthfi fokus untuk meningkatkan kualitas dan tingkat onboarding bagi pelaku ekonomi kreatif lokal melalui sejumlah program dan insentif, misalnya, program Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Beli Kreatif Lokal.
“Jadi kita menyiapkan program-program yang benar-benar inovatif sehingga bisa memberikan insentif kepada UMKM terutama yang bergerak di sektor ekonomi kreatif agar bisa onboarding di program-program e-commerce,” kata Sandiaga di Jakarta pekan lalu.
Tahun 2020 sekitar 3,7 juta unit usaha terdigitalisasi dalam program BBI. Angka ini lebih banyak dibandingkan target digitalisasi unit usaha yang telah ditetapkan dalam program BBI 2020 yaitu 2 juta unit usaha. Dengan demikian, total 11,7 UMKM telah go-digital dari sebelumnya 8 juta UMKM.
Big Data dan Teknologi
Jumlah UMKM di Indonesia saat ini mencapai 64 juta sehingga target digitalisasinya harus ditingkatkan dari 11,7 juta menjadi 30 juta UMKM hingga tahun 2023. Target ini merupakan tujuan bersama yang telah direncanakan pemerintah melalui kolaborasi berbagai kementerian.
Sandiaga menilai, aspek inovasi, adaptasi, dan juga kolaborasi dengan berbagai stakeholder sangat penting guna membangkitkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi Covid-19.
Selain itu, Sandiaga menekankan pentingnya pemanfaatan Big Data dalam pengambilan kebijakan dan menjalin kerja sama dengan platform e-commerce.
“Kita harus benar-benar punya data untuk bekerja sama. Karena tujuannya bukan hanya Bangga Buatan Indonesia sebagai slogan, sebagai jargon, tapi dampaknya tadi di peluang usaha dan lapangan kerja. Karena kalau kita lihat penetrasi pengguna internet di Indonesia sudah 73,7 persen atau sekitar 196,7 juta orang penduduk,” ujar Sandiaga.
Sandiaga juga akan memanfaatkan platform media sosial yang dimiliki Kemenparekraf/Baparekraf untuk mempromosikan program BBI, destinasi-destinasi wisata yang ada di Indonesia dan pentingnya penerapan protokol kesehatan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability).
“Media sosial Kemenparekraf itu punya traction yang sudah bagus,” ujar Sandiaga.
“Jadi saya akan gunakan (media sosial) untuk menyambungkan dari sisi ekonomi kreatifnya dan saya yakin langkah kita ke depan harus bersinggungan dengan kesejahteraan masyarakat yaitu lapangan pekerjaan untuk pariwisata, dan ekonomi kreatif ini, khususnya milenial yang menjadi demografi utama kita. Di mana dari sisi supply and demand ini engagement digital, virtualisasi, ini jadi bagian yang tidak terpisahkan,” jelasnya.