Cobisnis.com – Pertanian merupakan sektor strategis dalam perekonomian di Tanah Air. Pertanian juga menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja berbasis pedesaan, yakni petani. Namun, adanya pandemi Covid-19, kehidupan petani yang selama ini masih dalam keterbatasan semakin tertekan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, petani Indonesia merupakan salah satu kelompok yang sensitif terkena dampak pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Muhadjir saat menghadiri kegiatan “Pelepasan Ekspor Bersama Produk Pertanian Senilai Rp 220 M Melalui Karantina Pertanian Tanjung Priok dan Soekarno-Hatta”, yang dihadiri oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Anggota DPR-RI Yorrys Raweyai, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat (2/4/2021).
“Kita tahu bahwa di sektor paling hulu dari semua produk pertanian adalah berasal dari petani. Ketika terjadi bencana alam maupun non alam seperti sekarang wabah Covid-19 ini maka yang paling mudah jatuh menjadi orang miskin adalah para petani,” ujarnya seperti dikutip Cobisnis.com dari laman resmi Kemenko PMK).
Menko PMK menambahkan, pemerintah terus mendorong dan mendukung ekspor komoditas pertanian Indonesia ke mancanegara. Dengan semakin meningkatnya ekspor, menurut dia, kesejahteraan petani akan semakin meningkat.
“Karena itu, dengan kita mendorong ekspor seperti ini, kita harap mata rantai proses dari komoditas ekspor ini akan betul-betul bersinggungan dengan masyarakat paling bawah yaitu para petani yang otomatis juga akan ikut mengentas (lepas) dari kemiskinan,” ucapnya.
“Kegiatan ini (ekspor pertanian) memang betul-betul bagian tak terpisahkan dari upaya kita untuk mengangkat harkat martabat masyarakat kita, khususnya masyarakat petani,” imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, kegiatan kegiatan pelepasan ekspor bersama produk pertanian ini merupakan perintah dari Presiden RI Joko Widodo untuk memaksimalkan ekspor.
“Ini membuktikan sesuai perintah Presiden kepada kami, bahwa bagaimanapun ekspor kita harus dimaksimalkan. Ini hanya ada kalau semua pihak terlibat dan mau menyempurnakan yang kurang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Mentan Syahrul menerangkan, terdapat lebih dari 50 jenis komoditas yang dilepas dalam kegiatan pelepasan ekspor bersama produk pertanian, di Pelabuhan Tanjung Priok ini, dan dengan negara tujuan sebanyak 42 negara.
“Ini membuktikan bahwa produktivitas kita ada dan komoditas kita itu dibutuhkan oleh dunia. Dan hari ini Pak Menko melepas kurang lebih nilainya Rp 1,2 Triliun di 52 pintu (pelabuhan di seluruh Indonesia). Di pelabuhan Tanjung Priok kita lepas kurang lebih Rp 220 Miliar dan jenisnya macam-macam, seperti tanduk rusa sarang walet, jengkol, petai, melinjo sampai macam-macam,” pungkasnya.