JAKARTA, Cobisnis.com – Kinerja Macquarie telah menurun selama lebih dari setahun, namun para pemegang saham masih memperlakukannya seolah perusahaan tersebut berada di masa kejayaannya. Laba perusahaan untuk periode enam bulan hingga akhir September turun 21% dari periode sebelumnya menjadi sedikit di bawah A$1,7 miliar ($1,1 miliar). Angka itu setara dengan imbal hasil ekuitas tahunan sebesar 9,6%, jauh dari kisaran belasan persen tinggi yang sering dicapai sebelum 2023.
Memang, perusahaan investasi bernilai $51 miliar yang dipimpin Shemara Wikramanayake ini bergerak di sektor siklikal. Ketika aktivitas klien menurun seperti yang terjadi pada unit komoditas dan pasar Macquarie imbal hasil sekitar 10% tidaklah buruk. Namun, laba tersebut juga tercatat 11% di bawah konsensus perkiraan analis menurut Visible Alpha, dan setelah 18 bulan hasil yang kurang memuaskan, sulit menganggapnya sebagai anomali sementara.
Selain itu, analis tidak memperkirakan imbal hasil tahunan Macquarie akan melewati 13% dalam dua tahun mendatang. Investor memang mulai bereaksi terhadap masalah perusahaan. Biasanya, saham Macquarie bergerak sejalan dengan Goldman Sachs dan Morgan Stanley, tetapi mulai menyimpang sejak Mei setelah perusahaan menghadapi beberapa masalah dengan regulator di Australia. Sebulan kemudian, lebih dari 25% pemegang saham menolak rencana kompensasi eksekutif sebuah ambang batas yang jika terulang tahun depan, memberi peluang bagi pemegang saham untuk mengganti seluruh dewan direksi.
Dalam enam bulan terakhir, saham Macquarie hanya naik 5%, dibandingkan dengan setidaknya 25% kenaikan saham bank-bank AS tersebut. Hasil laporan Jumat memicu penurunan lebih dari 7% pada perdagangan tengah hari. Meski demikian, saham Macquarie masih diperdagangkan lebih dari dua kali nilai buku yang diharapkan dalam 12 bulan ke depan sebuah penilaian yang hanya masuk akal jika kinerja perusahaan diperkirakan kembali melonjak menuju 20% dan bertahan di sana.
Para analis mungkin terlalu pesimistis terhadap profitabilitas masa depan Macquarie, namun bukti yang muncul menunjukkan bahwa para pemegang saham masih hidup di masa lalu.












