JAKARTA, Cobisnis.com – Partai League yang dipimpin Wakil Perdana Menteri Matteo Salvini menyatakan bahwa bank-bank domestik Italia harus memberikan kontribusi sekitar €5 miliar ($5,85 miliar) untuk anggaran negara tahun 2026.
Dasar Usulan
Proposal ini mengacu pada pajak keuntungan berlebih (windfall tax) yang sebelumnya diterapkan di sejumlah negara Eropa.
Skema yang diusulkan menyerupai model Spanyol, yaitu pungutan atas pendapatan bunga bersih dan komisi dengan tarif pajak antara 1% hingga 7%.
Pernyataan Pemerintah
Menteri Ekonomi Giancarlo Giorgetti menegaskan pekan lalu bahwa sektor perbankan Italia telah meraup “laba stratosferis” dalam lima tahun terakhir, sehingga wajar bila ikut menyumbang pada keuangan negara.
Namun, usulan ini berpotensi menghadapi penolakan dari mitra koalisi, yakni Forza Italia.
Sikap Penolakan Forza Italia
Ketua Forza Italia sekaligus Wakil PM dan Menlu Antonio Tajani menilai konsep “laba ekstra” tidak ada. Ia memperingatkan bahwa pajak semacam ini justru bisa mengganggu stabilitas sistem keuangan, menakuti pasar, dan membuat investor kabur.
Latar Belakang
Tahun 2023, Italia pernah mencoba memberlakukan pajak 40% pada bank, tetapi berujung jual panik saham perbankan hingga pemerintah melunak.
Pada akhir 2024, paket kebijakan berhasil menghimpun €4 miliar dari bank untuk menopang anggaran 2025.
Saat ini juga dibahas opsi tambahan seperti:
Pembatasan pemanfaatan kredit pajak (Deferred Tax Assets).
Pengenaan pajak pada program pembelian kembali saham (share buyback).














