JAKARTA, COBISNIS.COM – Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, menjelaskan bahwa fenomena bandara yang tidak terpakai di beberapa wilayah Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, dengan dampak dari pandemi Covid-19 sebagai penyebab utama.
Menurut Budi Karya, salah satu faktor utama adalah penurunan jumlah pesawat yang beroperasi secara global, mengakibatkan banyak produsen pesawat tidak dapat beroperasi dengan normal. Ia menyatakan bahwa populasi pesawat di dunia menurun drastis akibat pandemi, yang juga membuat beberapa produsen besar mengalami kesulitan.
Selain itu, ketersediaan suku cadang turut terdampak. Komponen yang biasa diimpor dari Rusia dan Ukraina tidak bisa dikirim karena konflik yang terjadi di wilayah tersebut, yang mengakibatkan banyak penerbangan di Indonesia terhenti.
Budi Karya juga menegaskan pentingnya aspek keselamatan, yang menjadi alasan mengapa penerbangan tidak bisa beroperasi jika suku cadang tidak tersedia. Ia mengungkapkan bahwa banyak pesawat di Indonesia yang tidak dapat beroperasi karena kurangnya suku cadang, yang pada akhirnya menimbulkan masalah keselamatan yang tinggi.
Tidak hanya soal ketersediaan pesawat dan suku cadang, Budi Karya juga mengakui bahwa daya beli masyarakat yang menurun pascapandemi turut memengaruhi jumlah pengguna layanan penerbangan.
Dalam beberapa kasus, harga tiket penerbangan harus mencapai batas atas agar biaya sewa pesawat dan bahan bakar avtur bisa terpenuhi. Ia menambahkan bahwa penurunan daya beli ini sangat memengaruhi tarif penerbangan dan kemampuan maskapai untuk terus beroperasi.
Budi Karya juga menyinggung pembangunan bandara yang dilakukan sejak tahun 2014 sebagai bagian dari arahan Presiden Joko Widodo. Pembangunan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara di berbagai daerah.
Saat itu, jumlah pesawat yang beroperasi mendekati 700 unit, namun setelah pandemi, angka tersebut turun drastis menjadi sekitar 300 unit. Meskipun jumlah pesawat yang beroperasi kini mencapai 420 unit, jumlah tersebut stagnan dan tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Meskipun menjelaskan kondisi ini, Budi Karya tidak merinci bandara mana saja yang terdampak oleh fenomena kekosongan penerbangan tersebut. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, dalam kurun waktu sepuluh tahun (2015-2024), telah dibangun 27 bandara baru dan dilakukan rehabilitasi terhadap 64 bandara di seluruh Indonesia.