Cobisnis.com – Otoritas Uni Eropa (UE) merangkul perusahaan teknologi drone China untuk membantu mengatasi tantangan selama pandemi virus Corona.
Langkah UE ini terjadi di tengah upaya pemerintahan Presiden Donald Trump untuk “membersihkan” Amerika Serikat (AS) dari penggunaan drone buatan Da-Jiang Innovations (DJI) Technology China karena dianggap sebagai ancaman keamanan nasional.
Polisi Prancis dan Belgia, di kota-kota seperti Nice dan Brussels, terlihat aparat menggunakan drone DJI yang dilengkapi speaker menyiarkan pengumuman tentang aturan selama Lockdown. Drone itu juga membawa semacam CCTV kecil untuk memantau kepatuhan terhadap protokol jaga jarak.
Di Italia, kepolisian setempat mengerahkan drone DJI untuk menegakkan kontrol pada pergerakan jalan raya. Sementara otoritas Spanyol menggunakan drone model pertanian untuk menyemprot disinfektan di Cordoba dan kota-kota lainnya.
Distributor DJI di Eropa berusaha keras membujuk berbagai pemerintahan untuk membeli teknologi drone asal China tersebut. Termasuk, misalnya, teknologi untuk membaca suhu tubuh atau sampel pengujian virus Corona sebagaimana telah dilakukan uji coba di China.
“Ada banyak contoh di Eropa yang menunjukkan bagaimana drone digunakan untuk memastikan penerapan jam malam efektif atau peraturan menjaga jarak,” kata Barbara Stelzner, juru bicara DJI di Frankfurt dilansir Nikkei Asia Forum, Sabtu (24 Oktober 2020).
Stelzner menolak memberikan angka penjualan DJI di UE, tetapi analis memperkirakan perusahaan teknologi drone yang berbasis di Shenzhen itu mengendalikan lebih dari dua pertiga pasar global untuk drone non-militer.
Menurut layanan data Statista, penjualan drone komersial di Eropa tahun lalu mencapai $ 361,8 juta dan diproyeksikan meningkat tahun ini menjadi $ 544,5 juta.
DJI didirikan tahun 2006 oleh insinyur asal China, Frank Wang Tao, saat dia belajar di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong.
Rancangannya yang inovatif dan berbiaya rendah memicu ledakan penjualan kepada konsumen yang tertarik menggunakan mesin terbang untuk mengambil foto dan video atau sekadar bermain.
Menurut perusahaan riset modal ventura CB Insights, nilai perusahaan DJI Drone telah mencapai $ 15 miliar.
DJI kini berada di bawah pengawasan ketat Washington karena kekhawatiran atas pergerakan atau rekaman drone-nya bisa diakses oleh layanan keamanan China.
Departemen Dalam Negeri AS melarang sebagian besar armada DJI-nya beroperasi sejak Oktober ini. Sejauh ini, otoritas Eropa hanya sedikit yang ragu tentang penggunaan drone DJI untuk misi resmi atau operasi tertentu.
“Kami tidak mengharapkan atau mengalami hambatan politik apa pun di Eropa, mengingat bahwa kami melindungi data pelanggan dengan sangat hati-hati, bahwa pengguna dapat menonaktifkan transmisi, dan bahwa data pengguna internasional yang dikumpulkan oleh DJI disimpan di server terbaik di kelasnya yang terletak di AS,” kata Stelzner.