JAKARTA, Cobisnis.com – Nestle Indonesia siap terus mengembangkan komunitas peternak sapi perah di Jawa Timur. Perusahaan akan mengembangkan ke arah tren peternakan berkelanjutan.
Setiap harinya perseroan membeli lebih dari 750.000 liter susu segar dari 27.000 peternak sapi perah. Mereka tersebar di 40 koperasi dan kelompok peternak di 16 kabupaten di Jawa Timur.
Pengembangan susu segar ini demi kebutuhan bahan baku susu segar bagi Pabrik Nestlé Kejayan di Jawa Timur. Pabrik ini menghasilkan produk-produk ternama seperti susu cair Bear Brand dan susu bubuk Dancow.
“Setiap tahun, Nestlé Indonesia membeli hingga Rp1,6 triliun untuk susu segar kepada peternak sapi perah di pedesaan. Ini ikut mendukung pembangunan ekonomi pedesaan dan penghidupan para peternak sapi perah. Kemitraan ini merupakan wujud nyata keyakinan kami bahwa untuk mencapai sukses jangka panjang. Masyarakat sekitar area operasi juga harus sejahtera. Kami berharap kemitraan antara Nestlé Indonesia dan peternak sapi setempat dapat terus berjalan dengan baik,” ujar Ganesan Ampalavanar, Presiden Direktur Nestlé Indonesia dalam keterangan resminya (3/12/2021).
Sejak 1975, Nestlé Indonesia telah bermitra dengan peternak sapi perah di Jawa Timur dengan memberikan pendampingan teknis dan bantuan lainnya untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi susu segar serta memastikan keberlanjutan lingkungan. Melalui tim Milk Procurement and Dairy Development (MPDD), Nestlé Indonesia juga memberikan pendampingan dan pelatihan, sejalan dengan misi jangka panjang Nestlé untuk mendukung dan mempercepat transisi ke sistem pangan regeneratif, yang tidak hanya melindungi tetapi juga memulihkan lingkungan untuk generasi mendatang.
Sampai saat ini, tim MPDD telah membina 27.000 peternak sapi di Jawa Timur, dengan memberikan pelatihan tentang praktik peternakan sapi perah yang baik dan berkelanjutan, untuk mengoptimalkan produktivitas, meningkatkan kualitas, serta memastikan penerapan yang lebih ramah lingkungan. Nestlé Indonesia juga membangun 8 akses air bersih di daerah peternakan sapi perah di Jawa Timur, yang tidak hanya mendukung peternakan-peternakan tersebut, namun juga komunitas sekitar, untuk membantu meningkatkan kesehatan masyarakat. Untuk menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi emisi gas rumah kaca, sejak 2010 Nestlé Indonesia telah membantu membangun 8.400 unit kubah biogas untuk mengolah kotoran sapi menjadi energi terbarukan yang digunakan untuk memasak dan penerangan. Di samping itu, slurry yang dihasilkan dari proses pengolahan biogas dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan lahan pakan ternak. Ini menciptakan sistem sirkular pertanian terintegrasi di peternakan sapi perah di Jawa Timur, sejalan dengan ambisi Nestlé untuk mencapai emisi nol karbon (net zero emissions) pada 2050.
Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika mengapresiasi kemitraan yang telah terjalin antara Nestlé Indonesia dengan komunitas peternak sapi perah Jawa Timur. Ini sejalan dengan ambisi pemerintah untuk mendorong penggunaan bahan baku dan produk yang dihasilkan oleh produsen setempat. “Indonesia memiliki potensi besar sebagai penghasil susu segar, kami sangat mengapresiasi dan mendukung kerja sama antara Nestlé Indonesia dan peternak sapi perah di Indonesia. Saya percaya kerja sama yang telah terjalin dapat senantiasa mendukung dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi Indonesia,” tutur Putu Juli Ardika.
Bupati Malang Sanusi mengapresiasi pendampingan dan pelatihan mengelola peternakan sapi perah yang berkelanjutan kepada komunitas peternak sapi di Malang. “Selain meningkatkan produktivitas, menjaga lingkungan dan menerapkan praktik berkelanjutan merupakan sebuah prioritas yang harus dilakukan oleh para peternak agar bisa terus menjaga lingkungan untuk generasi mendatang. Oleh karena itu, kami mengapresiasi kemitraan yang telah dibentuk oleh Nestlé selama kurang lebih 46 tahun bersama para peternak sapi perah di Malang,” jelas Sanusi.