JAKARTA, Cobisnis.com – Intan Sifhany, seorang calon pekerja magang asal Sukabumi, Jawa Barat, dilaporkan mengalami sakit dan menjalani operasi saat berada di Jepang. Karena biaya pengobatan yang harus ditanggung, Intan masih memiliki utang sebesar 500.000 Yen atau setara dengan lebih dari Rp 52 juta kepada rumah sakit tempatnya dirawat.
Kondisi yang dihadapi oleh Intan sangat mengkhawatirkan, mengingat bahwa ia belum mendapatkan pekerjaan, tidak memiliki asuransi kesehatan, dan tidak memiliki dana sedikit pun.
Informasi mengenai kondisi Intan pertama kali diungkapkan oleh salah satu rekan kerja magang bernama Agus Sumadi melalui akun Instagram @agus_sumadi31 pada hari Senin, tanggal 8 April 2024. Agus menyatakan bahwa Intan mengalami sakit infeksi usus atau laparatomi sejak bulan Maret 2024 dan memerlukan operasi yang menghabiskan biaya sebesar 500.000 Yen (sekitar Rp 52.178.600).
Agus menjelaskan bahwa Intan awalnya menjalani magang di sebuah perusahaan di Osaka, Jepang, mulai Juni hingga 29 Agustus 2023. Namun, ia memutuskan untuk tidak melanjutkan magang tersebut karena mengalami perundungan. Ia pun meminta perusahaan yang bertanggung jawab pada program itu agar mencarikan perusahaan pengganti.
Namun, proses mencari perusahaan baru untuk Intan memakan waktu yang cukup lama. Akibatnya, ia dipulangkan ke Indonesia pada tanggal 30 Agustus 2023. Setelah kembali ke tanah air dan tidak lagi bekerja, asuransi kesehatannya di Jepang, yang disebut Hoken untuk orang asing, dicabut. Meskipun demikian, Intan dijanjikan akan kembali bekerja di Jepang, tetapi panggilan tersebut tidak pernah datang.
Intan kemudian memutuskan untuk kembali ke Jepang dengan biaya sendiri pada tanggal 16 September 2023. Akhirnya, ia mendapat tawaran pekerjaan baru dari sebuah perusahaan di Prefektur Oita pada bulan Januari 2024 dan pindah ke Bungono, Oita, pada bulan Maret 2024.
“Saat tiba di sana, Intan merasakan sakit perut yang luar biasa dan akhirnya dibawa ke rumah sakit di Oita,” ungkap Agus. Intan sudah sakit sebelum melakukan wawancara dengan perusahaan yang akan merekrutnya, sehingga ia langsung dilarikan ke rumah sakit besar di Oita.
Setelah menjalani perawatan selama dua minggu, Intan akhirnya keluar dari rumah sakit pada hari Jumat, tanggal 5 April 2024. Setelah itu, ia tinggal di sebuah apartemen bersama seorang rekan kerja asal Vietnam.
Namun, pihak yang menyalurkan magang, Kumiai, menghubungi keluarga Intan di Indonesia untuk meminta pembayaran biaya pengobatan sebesar 500.000 Yen atau sekitar Rp 52.178.600. Rumah sakit memberikan batas waktu pembayaran hingga tanggal 22 April 2024, namun Intan dan keluarganya tidak memiliki dana yang cukup.