JAKARTA, Cobisnis.com Pendiri CATUR Coffee Company dan So So Good Coffee Company serta perwakilan Indonesia di World Barista Championship, Mikael Jasin, berkomitmen untuk tidak hanya menghasilkan produk akhir yang bagus tetapi juga melindungi sumber daya alam yang terkena dampak produksi kopi sejak mulainya proses produksi tersebut. Limbah kopi dianggap sebagai bahan buangan yang tidak berguna, namun jika dikelola dengan baik, banyak manfaat dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Banyak petani kopi yang belum memanfaatkan limbah kopi secara optimal, maka dari itu Mikael Jasin dan timnya telah merencanakan program untuk mengelola limbah industri kopi dari hulu hingga hilir.
“Menurut saya, kopi adalah salah satu agen perubahan yang dapat memberikan dampak bagi industri kopi maupun industri lainnya di Indonesia, salah satunya dengan menerapkan ekonomi sirkular”, ungkap Mikael Jasin. Ia melanjutkan, “Saya berharap dengan penerapan pengelolaan limbah biji kopi yang tengah digarap ini, dapat juga mendorong pelaku industri kopi lainnya untuk mengoptimalkan kegunaan dari biji kopi”.
Pada awal Januari 2022, CATUR Coffee Company mendapatkan pendanaan dari Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) untuk mengembangkan program pemberdayaan petani kopi & kakao untuk menerapkan fermentasi kopi dan pengelolaan limbah dari proses pertanian, sebelum dan sesudah panen.
CATUR Coffee Company dan So So Good Coffee Company akan membantu petani kopi dan kakao untuk menerapkan starter khusus untuk fermentasi dan pengelolaan limbah menggunakan mycoremediation, yaitu limbah cair dari stasiun pencucian kopi. Petani juga akan mendaur ulang kulit cascara atau ceri kopi untuk diolah menjadi Succinic Acid dan Tepung Cascara. Tak hanya itu, limbah bubuk kopi basah juga akan diolah menjadi kompos.
Succinic Acid atau asam suksinat memiliki kandungan yang menjadikannya bahan utama yang berguna dalam perawatan kulit. Kandungan yang terdapat di dalam Succinic Acid telah terbukti memiliki sifat antioksidan yang tinggi sehingga dapat melawan kerusakan sel akibat polusi dan paparan sinar UV, serta dapat mengangkat sel kulit mati. Tidak hanya Succinic Acid, tepung Cascara yang dibuat dari sekam kopi yang dikumpulkan setelah biji kopi dikeluarkan dari ceri, dikeringkan di bawah sinar matahari dan kemudian digiling mengandung nutrisi yang tinggi dan juga kafein.
Untuk limbah ampas kopi basah yang sudah digunakan, Mikael kemudian mengolahnya menjadi kompos yang berguna untuk menyuburkan tanaman agar subur. Selain itu, Mikael Jasin juga menggunakan gelas berbahan dasar kertas sebagai wadah yang digunakan untuk menyajikan kopi. Penggunaan gelas berbahan dasar kertas yang dapat didaur ulang merupakan komitmen yang dilakukan oleh Mikael dan tim untuk menerapkan aspek ramah lingkungan dalam usahanya.
Kopi sudah menjadi kebutuhan inti manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Dengan demikian, produksi kopi meningkat signifikan dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data Kementerian Pertanian RI, Indonesia memproduksi 765.415 ton kopi pada tahun 2021. Dengan jumlah produksi sebesar itu, industri kopi tentunya menghasilkan ratusan ribu ton ampas kopi bekas setiap tahunnya. Banyak dari limbah ini berakhir di tempat pembuangan sampah dan mengeluarkan gas rumah kaca yang berbahaya, termasuk metana. Dengan adanya pengelolaan limbah kopi ini dapat membantu mengurangi pembuangan limbah organik. “Selain menikmati cita rasa kopi, para pelaku kopi juga harus memperhatikan lingkungan agar industri kopi dapat terus tumbuh dengan baik secara berkelanjutan,” kata Mikael Jasin.
Mikael berharap penerapan pengelolaan limbah kopi yang telah dilakukannya bersama CATUR Coffee Company dan So So Good Coffee Company dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat akan banyaknya sumber daya bermanfaat yang dapat diciptakan dari limbah kopi, dan pada akhirnya tindakan tersebut dapat diikuti oleh banyak orang. Mikael percaya bahwa pengelolaan limbah kopi berperan penting dalam perjalanannya menjadi agen perubahan. Mikael juga berharap dapat bekerja sama dengan pemerintah dan LSM untuk mengoptimalkan banyaknya kemungkinan besar yang positif dari pengelolaan limbah kopi yang dapat mendukung perekonomian nasional dan internasional.