JAKARTA, Cobisnis.com – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita berencana mengusulkan kepada presiden terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka agar beras analog sagu dipakai untuk program makan bergizi gratis. Hal ini untuk mendukung ketahanan pangan dan menekan ketergantungan kepada beras.
Agus menyebut, sagu bisa menjadi alternatif sumber karbohidrat pengganti nasi. Dia berharap, industri sagu dapat dikembangkan agar Indonesia menjadi salah satu pemasok pati sagu terbesar di dunia.
“Pasti kami akan usulkan karena dia juga bisa mendukung ketahanan pangan dengan menjadikan sagu sebagai sumber atau bahan utama pangan di luar beras. Jadi, sagu itu yang harus kami dorong adalah kearifan lokal,” ujar dia kepada wartawan di kantornya, Senin, 29 Juli.
Selain mendukung ketahanan pangan, Agus mengatakan, komoditas sagu bisa mendukung ketahanan energi. Tanaman sagu dinilai sangat ramah lingkungan karena memiliki laju penyerapan karbondioksida (CO2) yang sangat tinggi dan bisa dikonversi menjadi bioetanol.
“Sekarang lagi disusun oleh Direktorat Jenderal Industri Agro. Jadi, sagu itu bukan hanya bisa mendukung ketahanan pangan, tapi juga bisa mendukung ketahanan energi. Jadi, sagu itu bisa menjadi bioetanol,” katanya.
Menurutnya, per 2,5 hektare (ha) dari lahan sagu bisa menghasilkan 250 kiloliter bioetanol. “Jadi, kalau kami bisa memanfaatkan 6,6 juta ha lahan sagu nasional untuk kepentingan pangan dan energi, saya kira masuk akal dan prototipe-nya untuk menghasilkan bioetanol itu sudah ada,” tuturnya.
Dia menambahkan, nilai keekonomisan dari komoditas sagu sangat luar biasa. Pasalnya, Indonesia memiliki 85 persen atau 5,5 juta ha lahan sagu dari 6,5 juta ha lahan sagu di dunia. Meski begitu, kata Agus, potensi pemanfaatannya masih sangat rendah.
“Kurang dari 4 persen luas areal sagu nasional yang baru termanfaatkan,” ungkap Agus.