JAKARTA, Cobisnis.com – Seluruh negara di dunia telah mengalokasikan dana lebih dari US$ 11 triliun untuk menangani pandemi Covid-19. Hal tersebut disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati ecara daring dalam ESG Capital Market Summit 2021, Selasa (27/7/2021).
“Di dalam pertemuan G20, kita selalu mengidentifikasi bahwa untuk menghadapi pandemi yang begitu hebat ini, dunia bahkan sudah mengalokasikan lebih dari US$11 triliun,” kata Menkeu
Instrumen dan kebijakan yang dimiliki dimanfaatkan untuk menghadapi ancaman pandemi, agar dapat membuat perekonomian mampu bertahan hingga pulih kembali.
“Kebijakan fiskal, kebijakan moneter, regulasi seperti di OJK, semuanya dilakukan untuk bisa menghadapi ancaman itu, melindungi masyarakat dan dunia usaha, dan perekonomian agar tetap bisa bertahan. Dan bahkan juga seluruh policy, regulasi, instrumen, sumber daya dipakai tidak hanya masyarakat dan dunia usaha bisa bertahan, namun juga bisa pulih kembali,” kata Menkeu.
Covid-19 menjadi suatu tantangan global karena tidak ada satu negara yang bisa dikecualikan dari ancaman kesehatan ini. Virus ini terus-menerus mengalami mutasi sehingga tingkat penularannya maupun tingkat mematikannya terus bergerak dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan.
“Kita sudah 18 bulan, seluruh dunia tanpa kecuali, semuanya menghadapi tantangan ini dan ikhtiar yang dilakukan dampak dari Covid terhadap kehidupan sosial, ekonomi, dan tentu kesehatan, ancaman jiwa itu begitu sangat besar,” kata Menkeu.
Di bidang kesehatan, berbagai cara juga dilakukan untuk memutus tali penularan virus Covid-19 dan implikasinya begitu dahsyat di bidang sosial, ekonomi, bahkan politik.
“Karena masyarakat tidak boleh melakukan kegiatan seperti biasa, interaksi, mobilitas, semuanya dibatasi, dan ini pasti memukul sektor sosial ekonomi dari suatu negara,” ujar Menkeu.
Lebih lanjut, Menkeu, menjelaskan seluruh negara telah menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk melindungi rakyat dari dampak pandemi Covid-19.
“US$11 triliun sudah dibelanjakan seluruh dunia dalam bentuk fiskal defisit yang melebar, dalam bentuk monetary easing yang semuanya adalah tujuannya untuk bisa menghadapi pandemi Covid-19,” pungkas Menkeu.