JAKARTA, Cobisnis.com – Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meminta pebisnis berhenti hanya mengekspor kelapa mentah saja, tapi juga pada produk turunannya yang turut memiliki nilai kegunaan dan ekonomi.
“Sesuai arahan Presiden Jokowi, kita harus berhenti mengekspor kelapa mentah saja karena setiap bagian pohon kelapa dapat digunakan untuk menghasilkan produk yang bernilai,” kata Zulhas, Senin, 22 Juli.
Zulkifli mengatakan, saat ini Indonesia sudah mulai mengekspor produk turunan komoditas kelapa seperti nata de coco, arang batok, kelapa parut, dan tempurung kelapa.
Menurut dia, produk-produk turunan komoditas kelapa tersebut pun mulai diminati dan dinikmati oleh banyak negara di dunia karena memiliki kualitas yang baik.
Di sisi lain, upaya mengekspor beragam produk turunan komoditas kelapa masih harus didorong secara masif agar memberi nilai tambah yang lebih bagi Indonesia.
Terlebih, Indonesia menjadi produsen komoditas kelapa kedua di dunia setelah Filipina dengan lahan kelapa seluas 3,8 juta hektar dan produksi mencapai 2,8 juta ton per tahun serta nilai ekspor mencapai 1,55 miliar dolar AS.
Bahkan, Indonesia juga menjadi eksportir utama komoditas kelapa dan produk turunannya seperti minyak kelapa, santan, kelapa parut, dan air kelapa.
“Indonesia bangga memiliki kelapa sebagai komoditas unggulan. Kelapa merupakan komoditas penting yang berkontribusi besar bagi ekonomi Indonesia,” ujar Zulkifli.
Sementara itu, Direktur Eksekutif International Coconut Community Jelfina C. Alouw menuturkan menjadikan produk turunan kelapa agar bisa diekspor merupakan tantangan tersendiri.
Hal itu lantaran pelaku industri di bidang komoditas kelapa harus berinovasi dan meningkatkan kreativitas dalam memanfaatkan setiap bagian kelapa dengan tetap memprioritaskan nilai kegunaannya.
“Tantangannya kita harus masuk ke ekspor jadi produk itu sudah jadi. Ini juga perlu adanya integrasi industri,” kata Jelfina.