LAGOS, Cobisnis.com – Produk mesin yang dihasilkan tujuh pelaku usaha Indonesia pada pameran dagang Equipment and Manufacturing West Africa (EMWA) di Lagos, Nigeria, diminati para pengusaha Nigeria.
EMWA yang berlangsung 27—29 April 2021 adalah pameran dagang internasional yang menampilkan produk peralatan dan mesin manufaktur terbesar di Afrika Barat. Pameran berskala internasional ini merupakan pameran yang digelar secara daring untuk pertama kalinya sejak Maret 2020.
Pada pameran tersebut, mesin produksi UKM Indonesia berhasil catatkan potensi pembelian hingga USD 705 ribu. Partisipasi tujuh pelaku usaha Indonesia dilakukan secara daring dan difasilitasi Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos.
Ketujuh perusahaan tersebut terdiri atas empat pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) yaitu Cahaya Agro Teknik (mesin pengolahan hasil pertanian), Plasindo Bhama Prasasta (peralatan sprayer pertanian), Teikin Pistons (peralatan suku cadang kendaraan), Kreasi Mustika (peralatan pencahayaan); serta tiga perusahaan yaitu SANCO Indonesia (produsen mesin makanan olahan seperti biskuit & wafer), Packaging Integra Center (produsen mesin kemasan), dan Sanwel Austindo (produsen peralatan smart drain).
Para pelaku usaha tersebut menampilkan produk dan informasi pada booth ITPC Lagos. ”Upaya promosi perusahaan Indonesia, termasuk pelaku UKM oleh Kementerian Perdagangan di luar negeri, seperti di EMWA 2021, menunjukkan bahwa peluang produk Indonesia tetap terbuka dan diminati pembeli Nigeria,” jelas Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan, seperti dikutip Cobisnis dari laman Kementerian Perdagangan.
“Diharapkan para pelaku usaha, termasuk UKM Indonesia akan terus terpacu untuk menembus pasar global,” harapannya.
Kepala ITPC Lagos Hendro menyampaikan, partisipasi Indonesia di EMWA 2021 merupakan salah satu upaya mempromosikan produk-produk Indonesia di mancanegara untuk mendorong kinerja ekspor nasional di tengah pandemi Covid-19.
Meskipun partisipasi dilakukan secara daring, namun peluang ekspor selalu terbuka. “Partisipasi Indonesia pada EMWA 2021 merupakan upaya promosi peralatan industri manufaktur. Meskipun partisipasi dilakukan secara daring, namun cukup mengundang pengusaha Nigeria dan negara sekitarnya,” ujarnya.
“Para pelaku usaha dapat memanfaatkan peluang ini dengan menyediakan materi promosi dan juga waktu untuk berinteraksi dengan calon pembeli sesuai waktu pelaksanaan pameran,” jelas Hendro.
Hendro juga mengungkapkan, pada pameran tersebut, mesin pengolah hasil pertanian padi, jagung, singkong, hingga tiger fruit buatan UKM Cahaya Agro Teknik merupakan salah satu produk yang mengundang minat dan dicari pelaku usaha Nigeria.
Bahkan, ITPC Lagos turut mendampingi Cahaya Agro Teknik dalam melakukan pertemuan daring dengan pelaku usaha Nigeria. Selanjutnya, UKM Cahaya Agro Teknik akan bernegosiasi dengan mitra bisnis lain, yaitu Petrabel Food yang mencari mesin lengkap pembuat keripik pisang (plaintain chips), DMV Lovol yang mencari Rice Milling; serta Sofarifoods yang mencari mesin pengolah buah singkong menjadi pati.
Selain itu, beberapa peserta seperti PT Sanco Indonesia juga menjajaki peluang dengan beberapa buyer lain seperti Adero yang mencari mesin pembuat wafer, EEI Africa yang mencari mesin pengolah makanan berskala industri rumah tangga untuk pemberdayaan wanita pedesaan, Ireyeesorise Dry Spices yang mencari mesin kemasan milik PT Packaging Integra Center, serta alat penyemprot pertanian milik Plasindo juga diminati oleh pembeli VistaAfrica.
Perusahaan Indonesia yang aktif melayani calon pembeli secara daring mengaku cukup kaget dengan antusiasme pengunjung pameran EMWA ini. “Walaupun hadir secara daring, kami tidak menyangka minat pengunjung untuk mencari produk dan mesin berkualitas dari Indonesia tetap tinggi sehingga kami bisa mendapatkan potensi ekspor produk kami ke Afrika Barat khususnya Nigeria,” ujar Direktur Cahaya Agro Teknik Randa Rakawuri.
“Berdasarkan pengamatan, pembeli Nigeria dan sekitarnya berminat dengan peralatan dan mesin Indonesia dikarenakan mesin pertanian bisa dibuat mengikuti spesifikasi dan kemampuan pembiayaan calon pembeli. Sedangkan mesin pembuat biskuit atau kemasan juga diminati karena tingginya konsumsi makanan ringan rasa manis oleh masyarakat Nigeria yang berjumlah 206 juta jiwa (sensus 2020),” terang Hendro.
Pengamatan lain dari ITPC Lagos, lanjut Hendro, adalah para peserta pameran EMWA 2021 dari Indonesia dapat memfasilitasi permintaan perwakilan asosiasi dari UKM di Nigeria yang berminat untuk mengimpor peralatan mesin Indonesia dengan jumlah order yang kecil.
Hendro menjelaskan, pengunjung booth ITPC Lagos tidak hanya berasal dari Nigeria, tetapi juga dari negara Benin, Ghana, dan Kenya. Selama penyelenggaraan EMWA 2021, sebanyak 1.635 pengunjung hadir secara langsung meskipun pemerintah kota telah membatasi jumlah pengunjung pameran per hari sebanyak 500 orang. Sedangkan untuk pengunjung daring, tercatat sebanyak 450 viewers pada media sosial Youtube, Facebook, dan Instagram.
Berdasarkan data Trademap, total nilai impor HS 84 (machinery, mechanical appliances, nuclear reactors, boilers; parts thereof) Nigeria dari dunia tahun 2020 mencapai USD 9,8 miliar dengan negara penyuplai utama adalah RRT, Amerika Serikat, India, Jerman, serta Italia.
Sedangkan Indonesia berada di peringkat ke-19 dengan nilai ekspor USD 40,2 juta. Pesaing Indonesia dari negara ASEAN pada kategori ini adalah Malaysia yaitu sebesar USD 52,5 juta dan Singapura USD 33,5 juta.