JAKARTA, Cobisnis.com – Aksi seorang kreator konten bermain sepatu roda di tengah kemacetan jalan ibu kota viral di media sosial. Bukannya menuai pujian, video itu justru ramai dikecam karena dianggap membahayakan diri sendiri dan pengguna jalan lain.
Dalam video yang beredar, terlihat pria tersebut meluncur di antara deretan kendaraan yang sedang berhenti karena macet. Dengan percaya diri, ia bermanuver di jalan raya sambil direkam kamera, seolah sedang menunjukkan keterampilannya bermain sepatu roda.
Alih-alih fokus ke aksinya, banyak netizen justru menyoroti lokasi tempat ia bermain. Mereka menilai tindakan itu tidak pantas dilakukan di jalan umum, apalagi di tengah lalu lintas padat yang rawan kecelakaan.
“Kalau mau pamer skill ya di tempat yang aman, bukan di jalan raya,” tulis salah satu komentar. Kritik serupa juga ramai bermunculan dari pengguna media sosial lainnya.
Setelah videonya viral, sang kreator buka suara. Ia mengaku tidak bermaksud mengganggu pengguna jalan lain dan mengatakan justru mendapat semangat dari salah satu petugas polisi yang melihatnya.
Pernyataan itu malah membuat warganet semakin kesal. Banyak yang menilai seharusnya aparat memberi contoh soal keselamatan, bukan memberikan dukungan terhadap aksi yang jelas berisiko tinggi.
“Disemangatin polisi? Harusnya ditegur, bukan disemangatin,” tulis netizen di kolom komentar yang langsung banjir reaksi. Sebagian lainnya menilai kreator itu hanya mencari sensasi agar kontennya viral.
Fenomena seperti ini bukan pertama kalinya terjadi. Beberapa waktu lalu, sejumlah pengguna jalan juga pernah tertangkap kamera melakukan aktivitas berbahaya di tengah lalu lintas hanya demi konten media sosial.
Pengamat transportasi menilai tren semacam ini menunjukkan rendahnya kesadaran terhadap keselamatan di ruang publik. “Kegiatan seperti ini bisa memicu kecelakaan, dan seharusnya ditindak tegas,” ujarnya.
Video tersebut kini masih ramai diperbincangkan di berbagai platform. Banyak yang berharap ada tindak lanjut dari pihak berwenang agar kejadian serupa tidak terus terulang, mengingat keselamatan di jalan bukan untuk dipertaruhkan demi konten.














