JAKARTA, Cobisnis.com – Bagi para pencari kerja, tahun ini sudah cukup berat. Namun, LinkedIn justru menambah pengingat tersebut lewat peluncuran fitur Year in Review perdana yang mirip dengan Spotify Wrapped. Alih-alih memberi semangat, rangkuman tahunan itu malah membuat banyak orang kembali diingatkan pada kerasnya kondisi pasar kerja.
Melalui fitur tersebut, pengguna diberi ringkasan aktivitas mereka sepanjang tahun, mulai dari berapa hari mengunjungi LinkedIn, jumlah koneksi baru, hingga berapa banyak koneksi yang berhasil mendapatkan pekerjaan baru. Sayangnya, waktu peluncuran dinilai kurang tepat.
Tingkat pengangguran di Amerika Serikat baru saja mencapai level tertinggi dalam empat tahun terakhir, seiring meningkatnya gelombang PHK dan menurunnya perekrutan tenaga kerja baru. Bahkan, awal tahun ini jumlah pencari kerja sempat melampaui jumlah lowongan yang tersedia untuk pertama kalinya dalam empat tahun. Dengan hanya satu laporan ketenagakerjaan tersisa di bulan Desember, 2025 diperkirakan menjadi tahun dengan perekrutan terlemah sejak 2020.
Reaksi warganet pun ramai. Seorang pengguna membagikan tangkapan layar Year in Review miliknya di X yang menunjukkan 865 koneksinya berhasil memulai pekerjaan baru. Ia menuliskan sindiran bahwa dirinya menjadi pelamar teratas di puluhan juta lowongan, namun tidak mendapatkan satu pun pekerjaan sepanjang tahun. Unggahan lain menyebut “LinkedIn Wrapped” seolah memberi ucapan selamat karena menganggur di tengah situasi di mana hampir tidak ada perusahaan yang merekrut.
Menanggapi kritik tersebut, Pemimpin Redaksi LinkedIn, Dan Roth, mengakui bahwa tahun ini memang penuh tantangan bagi banyak pencari kerja. Menurutnya, Year in Review dimaksudkan untuk menampilkan gambaran utuh tentang bagaimana seseorang berkembang secara profesional, tidak hanya soal mencari pekerjaan, tetapi juga belajar keterampilan baru, membangun jaringan, berbagi ide, dan saling mendukung di masa perubahan.
Menariknya, respons di dalam platform LinkedIn sendiri cenderung lebih positif. Banyak pengguna justru memamerkan jumlah koneksi baru dan waktu yang mereka habiskan untuk memperluas jaringan profesional. Sebagian bahkan menandai koneksi yang paling sering berinteraksi dengan mereka sepanjang tahun.
LinkedIn kini menjadi bagian dari tren perusahaan teknologi yang gemar merangkum pencapaian pengguna di akhir tahun. Namun, tidak semua orang menyukainya. Sejumlah pengguna media sosial menilai rangkuman semacam ini justru terasa mengganggu, seolah kehidupan pribadi dan profesional mereka terus-menerus diulas tanpa diminta.














