Cobisnis.com – Meski Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Andika Perkasa sama-sama disebut memiliki kans untuk menjadi Panglima TNI berikutnya, peluang KSAL ditengarai akan lebih besar. Penilaian ini menguat jika dilihat dari waktu pensiun Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto.
Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, masa dinas aktif Yudo, 55 tahun, lebih panjang setahun dari Andika, 56 tahun. “Sementara Hadi sendiri baru akan pensiun jelang akhir tahun depan, ketika Andika sudah berusia 57 tahun,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Kamis 21 Mei 2020.
Menurut dia, masa jabatan yang terlalu singkat atau terlalu panjang di puncak akan berdampak kurang bagus untuk organisasi militer.
Oleh karena itu, Andika dapat menjadi Panglima TNI berikutnya jika pergantian jabatan tertinggi di TNI tersebut dilakukan tanpa harus menunggu Hadi memasuki usia pensiun.
“Kalau ingin Andika Perkasa jadi panglima, mestinya nggak harus menunggu Hadi pensiun, baru dilakukan pergantian,” kata Fahmi.
Andika dapat menjadi Panglima TNI, kata Fahmj, jika pergantian dilakukan setidaknya sebelum pertengahan tahun depan. Hadi bisa saja secara politis dianggap layak diapresiasi. Jika itu terjadi, maka peluang reshuffle kabinet, terutama yang menyangkut sektor politik, hukum, keamanan, maritim, maupun investasi, akan terbuka.
“Bisa saja malah menjadi pemantik pergantian panglima. Jika lebih dari itu, maka di atas kertas, KSAL Yudo Margono akan lebih berpeluang (menjadi panglima TNI),” jelasnya.
Di sisi lain, ia juga melihat peluang tersebut dari sisi rotasi satuan pejabat panglima. Menurut Fahmi, sejak reformasi, sudah ada empat jenderal TNI AD yang menjabat sebagai panglima TNI. Sedangkan TNI AU dan TNI AL masing-masingnya baru dua kali menjabat posisi tersebut.
“AU dan AL sendiri baru dua kali, yaitu Joko Suyanto, Hadi Tjahjanto, sedang menjabat, dari AU, Widodo AS dan Agus Suhartono dari AL,” ujar dia.