JAKARTA,Cobisnis.com – Dunia perbankan adalah industri yang menuntut performa tinggi di segala hal. Tak boleh ada kesalahan ataupun keterlambatan demi kenyamanan dan kepercayaan nasabah. Performa tinggi itu tak hanya dalam pelayanan fisik namun terutama dalam urusan komputasi yang selalu dituntut sempurna tanpa cela sedikitpun terutama di tengah maraknya digitalisasi perbankan saat ini. https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/info-terkini/Pages/Infografis-Dorong-Digitalisasi-Perbankan,-OJK-Luncurkan-Cetak-Biru-Transformasi-Digital-Perbankan.aspx
https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/cerita-bi/Pages/Pandemi-Pendorong-Digitalisasi.aspx
Hal itu ditegaskan oleh Julyanto Sutandang, CEO PT. Equnix Business Solutions saat berbicara pada program Equnix Weekly Tech Talk (EWTT) 2022 yang diadakan secara virtual pada Rabu, 1 Juni 2022, dengan tema “Konfigurasi Hardware Untuk PostgreSQL Di Lingkungan Perbankan”. EWTT 2022 menghadirkan panelis yang ahli di bidangnya seperti Brando Lubis, Business Development Manager AMD; I Made Wiryana, pengajar di Universitas Gunadarma dan Evaluator Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) – KemenpanRB; dan Koko Bachrudin, pengajar di Universitas Gunadarma yang juga anggota tim kajian akademik: Kemenkes, KemenpanRB, Kominfo, dan Pemda Kabupaten Tegal.
Komputasi dengan performa tinggi sangat dibutuhkan di dunia perbankan. Open source PostgreSQL bisa memenuhi tuntutan tersebut namun di sisi lain, performa tinggi PostgreSQL juga harus didukung oleh hardware yang mampu memberikan concurrency, consistency, integrity, dan durability. “Dalam sebuah sistem perbankan, ada peluang terjadinya penguncian data yang sama secara berbarengan karena itu komputer harus mampu melakukan Locking (penguncian) data secara cepat, konsisten, dan tahan gangguan (bencana),” jelas Julyanto.
Agar locking ini bisa terpenuhi sesuai kebutuhan maka diperlukan hardware yang tepat dengan mempertimbangkan jumlah core, kecepatan clock CPU, dan juga kapasitas memory. Jika menggunakan kombinasi terbaik dari ketiga komponen itu maka pada saat proses tidak akan terjadi antrian, penumpukan, atau kekacauan perintah yang harus dijalnkan sistem. “Ibaratnya seperti kita mengembalikan buku di perpustakaan. Kita hanya perlu meletakkan buku di meja petugas dan petugas yang akan meletakkan buku itu di rak dengan cepat dan tepat. Kalau kita sendiri yang harus meletakkan buku itu di rak maka pasti akan terjadi kekacauan ketika ada banyak orang mengembalikan buku pada saat bersamaan,” ujar Julyanto.
Julyanto menyarankan agar menggunakan hardware yang memang terpercaya dan terbaik guna memaksimalkan performansi, misalnya AMD EPYC. Saat ini AMD adalah market leader di industri prosesor komputer. Prosesor AMD sudah dibekali dengan teknologi tinggi sehingga mampu menangani kecanggihan sekaligus fleksibilitas PostgreSQL yang mampu menangani kompleksnya data dalam jumlah besar. “Kami sangat senang bahwa prosesor AMD EPYC dan akselerator daya AMD Instinct menjadi yang tercepat, paling hemat daya, supercompiter pertama yang mampu mendobrak batasan,” ujar Forres Norod, Senior Vice Presidnet and general Manager, Data Center Solutions Group, AMD beberapa waktu lalu dalam siaran persnya.
https://www.amd.com/en/press-releases/2022-05-30-world-s-first-exascale-supercomputer-powered-amd-epyc-processors-and-amd
Kombinasi yang tepat pada jumlah core, clock CPU, dan kapasitas memory akan menentukan performa sesuai keinginan. “Untuk bisnis perbankan diperlukan database yang mampu menangani kebutuhan seperti transaksi, serta berbagai macam aplikasi seperti mobile banking, SMS banking dan lainnya,” jelas Julyanto.
Dengan kombinasi hardware yang tepat maka keuntungan menggunakan open source bisa berlipat karena optimalisasi bisa dilakukan dengan nyaman, tanpa harus mengeluarkan tambahan biaya. “Dengan menggunakan solusi open source kita bisa tahu lebih detil beban hardware secara terukur sehingga kinerjanya bisa optimal,” terang Made yang hadir sebagai panelis.
Dengan mempelajari dan memahami konfigurasi hardware untuk implementasi database server maka kinerja maksimalnya akan meningkatkan efisiensi kecepatan pemrosesan data. Dan pada akhirnya bisa memberikan efisiensi biaya tanpa harus kehilangan performa.
Edukasi terus-menerus yang dilakukan Equnix ini memang sangat diperlukan mengingat perkembangan teknologi yang melaju sedemikian cepat. “Belajar dan memahami hal-hal dasar (hardware/software) secara detil sangat penting untuk menghadapi perkembangan teknologi masa depan. Dengan memahami hal hal dasar maka kita juga bisa mengoptimalkan apa yang ada,” ujar Made yang mendapat gelar Doktor dari Universitas Bielefeld, Jerman.
Sependapat dengan Made, pemahaman akan keseimbangan hardware dan software akan menentukan optimal atau tidaknya sebuah sistem. “Hardware dan software adalah sebuah sistem yang saling terkait dan menguatkan sebagai sebuah kesatuan agar sistem itu bisa berjalan dengan optimal,” ujar Julyanto menutup webinar kali ini.
Equnix Business Solutions secara rutin menggelar EWTT 2022 dua kali setiap bulannya. Kegiatan edukasi ini merupakan bentuk konsistensi Equnix dalam memberikan sosialisasi terkait Open Source khususnya PostgreSQL. EWTT 2022 bersifat terbuka dan dapat diikuti oleh