JAKARTA,Cobisnis.com – Pemerintah melalui Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa lonjakan harga berbagai komoditas penting saat ini membawa keuntungan tersendiri bagi Indonesia.
Selain sebagai sumber pemasukan negara dari sisi pungutan ekspor, nilai komoditas yang melambung secara tidak langsung juga meningkatkan daya tawar RI dalam hal menggaet investor. Menurut Airlangga, Indonesia telah mencatatkan surplus perdagangan dalam kurun 22 bulan secara berturut sejak Mei 2020.
“Meningkatnya neraca perdagangan ini menjadikan ekonomi nasional semakin pulih sehingga diharapkan mampu menarik minat investor,” ujarnya dalam keterangan resmi dikutip Jumat, 8 April.
Dijelaskan Airlangga jika kredibilitas Indonesia di mata investor pada 2021 semakin membaik yang ditunjukan dengan realisasi investasi melampaui target Rp901,02 triliun.
“Pemerintah juga akan mengoptimalkan Presidensi G20 terhadap proses pemulihan ekonomi nasional,” tuturnya.
Kata dia, Presidensi G20 Indonesia potensial untuk mengembangkan perdagangan global. Pengembangan dilakukan dengan berbagai dukungan diantaranya yakni promosi industri sawit berkelanjutan melalui strategi hilirisasi.
Disebutkan bahwa hilirisasi menjadi upaya untuk meningkatkan nilai tambah komoditas dengan mengolah barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
“Melalui adanya hilirisasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing komoditas ekspor di tingkat global dan memperkuat industri manufaktur dalam negeri,” tegasnya.
Adapun, dukungan lain yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan daya saing komoditas adalah dengan mengembangkan Kawasan Berikat Hortikultura Berbasis Ekspor.
Sebagai informasi, Kawasan Berikat tersebut merupakan kombinasi dari penyediaan modal dan teknologi oleh perusahaan serta lahan dan tenaga kerja oleh petani. Kombinasi ini dilakukan agar kualitas komoditas yang dihasilkan dapat lebih jauh berdaya saing sehingga mampu menembus pasar internasional.
“Disamping meningkatkan daya saing, kami juga berupaya meningkatkan ekspor komoditas global melalui pemberian fasilitas promosi perdagangan dan investasi serta sosialisasi penggunaan Local Currency Settlement yang merupakan respon pemerintah dalam mengurangi dampak yang dirasakan eksportir akibat pandemi,” tutup Menko Airlangga.