JAKARTA, COBISNIS.COM – Presiden Joe Biden mengungkapkan bahwa Amerika Serikat saat ini sedang membahas kemungkinan melancarkan serangan terhadap fasilitas minyak Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal yang dilakukan Teheran terhadap Israel.
Di sisi lain, Israel telah melancarkan serangan udara baru di Beirut, Lebanon, dalam pertempurannya melawan kelompok bersenjata Hizbullah yang berafiliasi dengan Iran.
Ketika Israel tengah mempertimbangkan langkah-langkah balasan setelah serangan besar yang dilakukan Iran, Biden ditanya mengenai dukungannya terhadap kemungkinan serangan Israel ke fasilitas minyak Iran.
Menurut Biden, hal tersebut sedang dibicarakan lebih lanjut. Pernyataan ini langsung berdampak pada lonjakan harga minyak global, dan meningkatnya ketegangan di kawasan Timur Tengah membuat kekhawatiran pasar terhadap potensi terganggunya pasokan minyak semakin membesar.
Meskipun begitu, Biden menambahkan bahwa tidak ada tindakan yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Sebelumnya, Biden menyatakan bahwa ia tidak akan mendukung serangan Israel terhadap situs nuklir Iran.
Sementara itu, Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, menyampaikan bahwa Israel memiliki berbagai opsi balas dendam yang siap dilancarkan, dan akan menunjukkan kekuatannya kepada Teheran dalam waktu dekat. Meski begitu, seorang pejabat AS mengungkapkan bahwa Washington belum yakin apakah Israel telah menentukan langkah konkret untuk merespons tindakan Iran.
Suburb Dahiye di selatan Beirut, yang merupakan markas besar kelompok Hizbullah, kembali menjadi sasaran serangan udara Israel pada Kamis malam.
Serangan ini dilaporkan menargetkan Hashem Safieddine, seorang pejabat senior Hizbullah yang diperkirakan akan menggantikan Hassan Nasrallah. Namun, nasib Safieddine masih belum jelas, menurut laporan jurnalis Barak Ravid.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan bahwa Iran akan dimintai pertanggungjawaban atas serangan rudal yang mereka lancarkan.
Washington juga berjanji akan bekerja sama dengan Israel untuk memastikan bahwa Iran menghadapi konsekuensi berat atas tindakannya.
Di sisi lain, Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, yang berbicara di Doha, menegaskan bahwa Tehran siap merespons jika garis merah mereka dilanggar, baik melalui serangan militer maupun tindakan teroris.
Militer Israel juga memperingatkan lebih dari 20 kota di Lebanon selatan untuk mengevakuasi diri karena operasi lintas batas yang mereka lakukan masih terus berlanjut.
Negara-negara anggota G7, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, telah mengecam serangan rudal Iran, serta menegaskan kembali komitmen mereka terhadap keamanan Israel. Meski demikian, mereka juga mendesak untuk menahan diri, menghentikan permusuhan di Lebanon, serta menciptakan gencatan senjata di Gaza.
Di tengah konflik yang memanas, Emir Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani, juga menyerukan agar upaya serius dilakukan untuk mencapai gencatan senjata dan menghentikan apa yang ia sebut sebagai agresi Israel.
Sementara itu, Hizbullah mengklaim telah menewaskan 17 tentara Israel dalam pertempuran di Lebanon selatan. Namun, laporan resmi dari militer Israel hanya menyebutkan satu korban jiwa di pihak mereka pada hari itu. Perkembangan konflik ini semakin memperbesar kemungkinan terjadinya eskalasi yang lebih besar di Timur Tengah, dengan risiko melibatkan kekuatan internasional seperti Amerika Serikat.