Cobisnis.com – Lima Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yakni PT INKA (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), PT LEN (Persero), PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero) beserta investor TSG Group yang berpusat di Amerika Serikat akan bangun mega proyek di benua Afrika, untuk menindaklanjuti kesepakatan bersama Master Framework Join Development Agreement (MFJDA) dengan Democratic Republic of the Congo (DRC).
Dilansir laman resmi Kementerian BUMN, pada Kamis (15/10/2020), hasil tindak lanjut kesepakatan pertama tersebut diwujudkan dalam 2 kesepakatan antara TSG Group dengan 5 BUMN yang berupa Master Implementation Join Development Agreement (MIJDA) dan antara TSG Group dengan pemerintah DRC Build Own Operate Transfer (BOOT) di Kantor PT INKA (Persero).
Direktur PT INKA (Persero), Budi Noviantoro menjelaskan bahwa INKA akan memproduksi kebutuhan transportasi di DRC. Berbagai jenis kereta nantinya akan diproduksi termasuk dalam hal infrastruktur perkeretaapiannya yang akan dikerjakan BUMN lain di Indonesia.
“Kami akan menjadi project developer untuk perkeretaapian dan intermoda di DRC. INKA akan supply lokomotif, gerbong barang, KRDE (Kereta Rel Diesel Elektrik), dan KRL (Kereta Rel Listrik). Kemudian akan kita ajak beberapa BUMN karya di Indonesia untuk mengerjakan infrastruktur perkeretaapiannya di sana,” jelas Budi.
Tercatat proyek dengan nilai total hingga USD11 miliar ini, ungkap Budi, akan dikerjakan dimulai Fase I dengan target 4 tahun mulai sejak 2021.
“Panjang jalur kereta untuk fase pertama ini sekitar 580 kilometer dengan target Kinsasha Urban Loop Line dan jalur kereta menuju Matadi Port dan Banana Port. Setelah Fase I nanti kita lanjutkan ke fase berikutnya hingga total jalurnya 4100 kilometer terbangun mencakup wilayah utara dan selatan DRC,” ungkap Budi.
Selain proyek perkeretaapian, PT INKA (Persero) turut serta juga dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 200 Mega Watt peak (MWp) di Kinshasa, DRC, Afrika. PT Len Industri (Persero), PT Barata Indonesia (Persero), dan PT INKA (Persero) merupakan konsorsium yang akan mengerjakan proyek tersebut.
Diungkapkan Budi, selain untuk memasok kebutuhan listrik masyarakat sekitar, PLTS tersebut ketika nanti sudah beroperasi juga akan dimanfaatkan dalam pasokan listrik di sektor transportasi yakni untuk mendukung operasional sarana kereta salah satunya KRL (Kereta Rel Listrik).
Ekspansi ke DRC ini akan menambah supply record PT INKA (Persero) ke pasar luar negeri setelah 250 Kereta Bangladesh kemarin dikirim awal Oktober 2020.
Sekadar informasi, proyek lain yang sedang dikerjalan PT INKA (Persero) yakni 3 Lokomotif dan 15 Kereta Commuter ke Filipina senilai Rp363 miliar dan 31 Trainset LRT untuk PT KAI (Persero) sebesar Rp 3,9 triliun.