JAKARTA, Cobisnis.com – Memasuki tahun yang baru, masyarakat di Indonesia sudah kembali beraktivitas di luar rumah. Dan bersamaan dengan situasi pandemi yang masih berlangsung, masayarakat harus memberikan perhatian lebih dakam menjaga daya tahan tubuh mekalui asupan yang kaya vitamin.
Memahami hal tersebut, hari ini (13/1) Combiphar, perusahaan nasional terdepan di bidang consumer healthcare, berbagi informasi tentang efek defisiensi vitamin D dan langkah preventif yang dapat masyarakat lakukan, sekaligus menandai peluncuran Fortiboost D3 1000 IU.
“Masyarakat harus dapat terus menjaga serta meningkatkan daya tahan tubuh secara menyeluruh dan konsisten, tidak hanya karena pandemi belum berakhir hingga hari ini, namun juga ketika situasi dan kondisi telah kembali normal nanti. Karenanya, pada hari ini Combiphar menghadirkan sebuah produk yang dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan vitamin D dalam tubuh, agar senantiasa sehat, aktif, serta produktif, yakni Fortiboost D3. Kehadiran produk terbaru ini menegaskan komitmen Championing a Healthy Tomorrow yang terus menerus diusung oleh Combiphar, untuk memotivasi masyarakat agar melakukan langkah-langkah preventif guna memaksimalkan kesehatan kini dan nanti,” ujar Weitarsa Hendarto – Senior Vice President Marketing & International Operations Combiphar.
Hal yang belum banyak diketahui oleh masyarakat adalah meningkatkan daya tahan tubuh tak hanya cukup dengan berolahraga, namun juga harus memperhatikan asupan yang dikonsumsi sehari-hari, termasuk pemenuhan vitamin, khususnya vitamin D. Kurangnya informasi tentang bagaimana cara yang tepat dalam memenuhi kebutuhan vitamin ini tak elak membuat kadar vitamin dalam tubuh pun menjadi tidak optimal dan menimbulkan risiko kesehatan pada tubuh. Bahkan, Asia Tenggara menjadi salah satu wilayah dengan prevalansi defisiensi vitamin D tertinggi, yakni hingga 70% .
“Kurangnya kadar vitamin D dalam tubuh, umum dialami oleh masyarakat, namun kebanyakan orang tidak menyadarinya akibat keluhan yang dirasakan sangat ringan, bahkan tidak ada keluhan sama sekali. Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab defisiensi vitamin D, yakni: faktor fisiologis, seperti usia dan kondisi kesehatan, termasuk obesitas dan atau tubuh tidak dapat menyerap cukup nutrisi dari makanan; tidak mendapatkan paparan sinar matahari yang memadai – dilihat dari kebiasaan berpakaian, penggunaan tabir surya, dan gaya hidup dengan aktivitas luar ruangan yang terbatas; serta kurangnya asupan makanan yang mengandung vitamin D. Tentu hal ini pada akhirnya berdampak pada kesehatan, khususnya daya tahan tubuh,” kata dr. Adam Prabata, General Practitioner & PhD Candidate in Medical Science.