JAKARTA, Cobisnis.com – Selalu ada inovasi dari Frisian Flag Indonesia dalam mengoptimalkan pertmbuhan dan perkembangan anak/ Salah satunya adalah dengan menghadirkan susu bubuk pertumbuhan Frisian Flag Primagro 1+ dan 3+.
Kedua susu bubuk keluaran Frisian Flag ini memiliki kandungan 9 Asam Amino Esensial (AAE) lengkap dan DHA 4x lebih tinggi. Juga diformulasikan khusus dengan mempertimbangkan nutrisi lengkap yang dibutuhkan anak, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan untuk tumbuh lebih kuat dan tinggi, dan meningkatkan perkembangan otak anak agar mampu berpikir kreatif dan memecahkan masalah.
Inovasi yang dilakukan Frisian Flag Primagro ini merespon kondisi anak-anak Indonesia yang sebagian besar masih terancam stunting karena kurangnya asupan bergizi, baik kualitas maupun kuantitas. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Stunting yang tidak dideteksi sejak dini akan memberikan dampak buruk terhadap pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak, yaitu terjadinya gagal tumbuh ditunjukkan dengan tinggi badan pendek dan perkembangan intelektual yang terhambat. Dalam jangka panjang, stunting dapat menimbulkan dampak berupa gangguan metabolik yang meningkatkan risiko obesitas, diabetes, stroke, dan jantung.
Isu stunting menjadi perhatian khusus Frisian Flag Indonesia dan induk perusahaannya FrieslandCampina. Tahun 2010 FrieslandCampina telah memulai survei untuk mengetahui status gizi anak-anak di beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia, Andrew F. Saputro, mengemukakan keseriusan FrieslandCampina dan Frisian Flag Indonesia mendalami isu stunting dan membantu pemerintah Indonesia.
“Frisian Flag Indonesia berkomitmen untuk berperan aktif membantu pemerintah Indonesia mengatasi stunting dan kami didukung oleh FrieslandCampina selaku induk perusahaan kami untuk mendalami isu ini melalui South-East Asia Nutrition Surveys (SEANUTS), yakni studi lapangan yang mempelajari status gizi dan kesehatan anak-anak di Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam,” kata Andrew.