JAKARTA, COBISNIS.COM – Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa jumlah masyarakat yang tergolong “turun kelas” terus meningkat dalam periode 2019-2024.
Pada tahun 2024, jumlah penduduk kelas menengah mencapai 47,85 juta jiwa atau 17,13 persen dari total populasi.
Angka ini menurun dari 48,27 juta jiwa atau 17,44 persen pada tahun 2023.
Penurunan jumlah kelas menengah ini diiringi dengan peningkatan masyarakat yang tergolong menuju kelas menengah.
Pada tahun 2024, BPS mencatat jumlah penduduk menuju kelas menengah mencapai 137,50 juta jiwa, atau 49,22 persen dari total populasi.
Jumlah ini naik dibandingkan tahun 2023 yang tercatat sebanyak 136,92 juta jiwa atau 49,47 persen dari total populasi.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menjelaskan bahwa kelompok masyarakat menuju kelas menengah telah lama menjadi kelompok dominan dalam struktur populasi Indonesia.
“Aspiring middle class atau masyarakat menuju kelas menengah memang relatif banyak sejak dulu,” ujarnya dalam rapat dengan Komisi XI DPR RI.
Data juga mengungkapkan bahwa penurunan pengeluaran menyebabkan banyak kelas menengah “turun kelas”.
Tren ini terlihat dari jumlah masyarakat kelas atas yang juga mengalami penurunan.
Pada tahun 2024, jumlah penduduk kelas atas turun menjadi 1,07 juta jiwa atau 0,38 persen dari total populasi, dibandingkan dengan 1,26 juta jiwa atau 0,46 persen pada tahun 2023.
Jumlah kelas menengah tercatat terus menurun setiap tahun sejak 2019, dari 57,33 juta jiwa (21,45 persen) pada 2019, menjadi 47,85 juta jiwa (17,13 persen) pada 2024.
Sementara itu, jumlah masyarakat menuju kelas menengah terus bertambah setiap tahunnya, dari 128,85 juta jiwa (48,20 persen) pada 2019, menjadi 137,50 juta jiwa (49,22 persen) pada 2024.
Penurunan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perubahan garis kemiskinan yang mengharuskan penyesuaian pengelompokan kelas pengeluaran masyarakat.
Pada tahun 2024, masyarakat dengan pengeluaran Rp 874.398 – Rp 2.040.262 per bulan tergolong menuju kelas menengah, sementara kelas menengah mencakup mereka dengan pengeluaran Rp 2.040.262 – Rp 9.909.844 per bulan.









