Cobisnis.com – Kemenangan Joe Biden di Pilpres AS 2020 akan mengubah peta perekonomian dunia. Salah satu topik utama yang jadi sorotan adalah perang dagang AS dengan China yang telah berlangsung sengit selama empat tahun pemerintahan Trump.
Perang dagang, secara tidak langsung menekan kinerja ekspor dan impor dunia, termasuk perekonomian Indonesia. Dalam hal ini, Biden diproyeksikan para pengamat bakal mengurangi tensi hubungan dagang dengan China.
Dari sisi ekonomi, Joe Biden, dalam manifesto kebijakan ekonominya akan melakukan kebijakan baru seperti menaikkan berbagai macam pajak, termasuk pajak korporasi yang diprediksi naik sebesar 15%.
Terkait belanja negara, Biden berjanji memberikan stimulus fiskal yang jauh lebih besar yakni sekitar $ 2,5 triliun selama periode 2021 – 2024.
“Perekonomian AS merupakan 30% dari perekonomian dunia. Maka, ketika AS melakukan stimulus besar, dampaknya akan besar bagi seluruh dunia, termasuk Indonesia,” kata Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia, dalam siaran pers, Minggu (8 November 2020).
Laporan terbaru lembaga riset Moody’s Analytics memproyeksikan ekonomi AS bakal tumbuh lebih tinggi dengan terpilihnya Joe Biden sebagai presiden yakni naik 4,2 persen pada periode 2020 – 2024.
Menurut Johanna, Indonesia melihat kemenangan Biden bakal menurunkan tensi perang dagang antara AS dan China yang dapat mendorong nilai komoditas global secara umum dan menjaga pasar keuangan global tetap stabil.
“Tentunya kedua hal tersebut akan menguntungkan ekspor dan nilai tukar Indonesia,” ujarnya.
Di sisi lain, turunnya tensi perang dagang di era Biden yang diperkirakan akan mengatasi sengketa perdagangan dengan China melalui organisasi perdagangan dunia (WTO), dapat mengurangi rencana investor di China untuk memindahkan pabriknya ke negara lain yang belakangan ini menjadi fokus pemerintah Indonesia dalam mendapatkan keuntungan ini.
Akibatnya, bukan tidak mungkin muncul risiko terhambatnya arus aliran investasi asing langsung (FDI).
Kemenangan Joe Biden, kata dia, diharapkan dapat membawa sentimen positif bagi perekonomian Indonesia melalui perubahan kebijakan ekonomi yang akan diambil AS dalam empat tahun ke depan.
“Ketidakpastian ekonomi akibat perang dagang dan pandemi sepanjang tahun 2020 diharapkan dapat segera pulih dan hubungan dagang Indonesia – AS tetap stabil dan bergerak lebih positif,” jelas Johanna.